Arisan Thalia: Gaya Hidup Para Sosialita Jember (Thalia Social Gathering: The Lifestyle of Jember Sociality)
Abstract
Thalia social gathering is the first upper-middle-class social gathering group in the Jember district. Their motivation for participating in social gathering activities is to expand social networks, add friends, and build symbols of self-existence. As members of the upper-middle-class social gathering, members of the Thalia group are very concerned about their appearance and fashion. They maintain their self-image and social class by using branded goods. The study wants to describe and analyze the meaning of social gathering activities as a lifestyle for socialites in Jember. This study uses a qualitative method with an ethnographic approach. The technique for determining informants is purposive sampling. This research found that the fulfillment of fashion needs sometimes makes them trapped in impulse buying, which causes them to be unable to put the brakes on shopping habits. It makes them trapped in a hedonic and wasteful lifestyle.
Keywords: A Social Gathering, Jember Upper Middle Class, Fashion, Lifestyle, Hedonism.
Arisan Thalia merupakan kelompok arisan kelas menengah atas pertama di Kabupaten Jember. Motivasi mereka untuk mengikuti kegiatan arisan yaitu untuk memperluas jaringan sosial, menambah teman dan membangun simbol eksistensi diri. Sebagai anggota arisan kelas menengah atas, para anggota kelompok Thalia sangat memperhatikan penampilan diri dan fashion yang dikenakan. Mereka menjaga citra diri dan kelas sosial mereka dengan menggunakan barang bermerek. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menganalisis makna kegiatan social gathering sebagai gaya hidup para sosialita di Jember. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi. Teknik penentuan informan adalah purposive sampling. Penelitian ini menemukan bahwa adanya pemenuhan atas kebutuhan fashion terkadang membuat mereka terjebak dalam impulse buying yang menyebabkan mereka tidak dapat mengerem kebiasaan berbelanja. Hal ini membuat mereka terjebak dalam sebuah gaya hidup hedonis dan konsumtif.
Kata Kunci: Arisan, Kelas Menengah Atas Jember, Fashion, Gaya Hidup, Hedonisme.
References
Nurani. (2003). Lifestyles: Sebuah Pengantar Komprehensif. Yogyakarta: Jalasutra.
Ritzer, G & D. P. Goodman. (2004). Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana.
Spradley, J.P. (2006). Metode Etnografi (Terjemahan oleh Misbah Zulfa Elizabeth) Yogyakarta: Tiara Wacana.
Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatifdan R&D. Bandung: Afabeta.
Suyanto, B. (2013). Sosiologi Ekonomi: Kapitalisme dan Konsumsi di Era Mayarakat Post-Modernisme. Jakarta: Kencana.
Haryono, C.S. (2017). Kontestasi Simbol Kesuksesan Kaum Urban Jakarta Dalam Ruang Liminal Arisan Keluarga. Jurnal Scriptura, 7(1), 27-35.
Hendarningrum, R., dan M. E. Susilo. 2008. Fashion dan Gaya Hidup: Identitas dan komunikasi. Jurnal Ilmu Komunikasi, 6(2), 25-32.
http://www.jemberkab.go.id/tmiterapung/, diakses pada 21 April 2019
Setia, Unoviana. (9 Februari 2016). Valentine, Cinta, dan Warna Pink. Liputan 6. Diakses pada 10 Mei 2019 dari Liputan6 website: https://www.liputan6.com/lifestyle/read/2431347/valentine-cinta-dan-warna-pink