GAMBARAN HIGIENE SANITASI, ESCHERICHIA COLI, DAN METHANYL YELLOW PADA JAMU GENDONG DI KECAMATAN PANJI KABUPATEN SITUBONDO
Abstract
Cara pembuatan jamu gendong pada umumnya kurang memperhatikan higiene dan sanitasi yang dapat meningkatkan penularan penyakit bawaan makanan (foodborne disease). Diare yang disebabkan oleh bakteri Escherichia coli merupakan salah satu gangguan yang disebabkan oleh foodborne diseases. Mmewarnai berbagai makanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran higiene sanitasi, Escherichia coli, dan penggunaan Methanyl yellow pada jamu gendong di Kecamatan Panji Situbondo. Metode Penelitian: Desain penelitian ini adalah deskriptif. Pengumpulan data dilakukan selama bulan Agustus 2021 di Kecamatan Panji, Kabupaten Situbondo. Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik sampling jenuh. Hasil dan Pembahasan: Penelitian ini mengungkapkan bahwa sebagian besar penjamah jamu di Kecamatan Panji Situbondo (87,5%) memiliki skor higiene dan sanitasi yang baik. Escherichia coli ditemukan pada 1 sampel saja dengan jumlah 4,2 koloni/ml. Jumlah tersebut masih memenuhi batas syarat aman yaitu tidak melebihi 10 koloni/ml. Seluruh sampel (100%) negatif Methanyl yellow. Masuknya Escherichia coli ke dalam jamu gendong dalam penelitian ini disebabkan oleh debu pada air bilasan, tidak mencuci tangan, dan tidak memakai masker. Kesimpulan: Sebagian besar penjamah jamu memiliki nilai higiene dan sanitasi yang baikHarus ada pelatihan untuk meminimalisir masuknya Escherichia coli.
References
2] Andayani, H. (2020) Hygiene dan Sanitasi Makanan Jajanan, Jurnal Kedokteran Nanggroe Medika, 3(4), p. 27.
3] Aprilya, D. A. (2018) Keberadaan Methanil Yellow Pada Jamu Seduh dan Jamu Gendong di Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember. Skripsi. Universitas Jember.
4] Artha, D. E. (2017) Identifikasi cemaran bakteri Escherichia coli pada jamu gendong yang diperjualbelikan di sekitar jalan abdul kadir kota makassar’, Jurnal Media Laboran, 7(1), pp. 61–64. Available at: https://uit.e-journal.id/MedLAb/article/view/360.
5] Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (2019) ‘Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 32 Tahun 2019 Tentang Persyaratan Keamanan Dan Mutu Obat Tradisional’.
6] Badan Pusat Statistik (2020) Istilah. Available at: https://www.bps.go.id/istilah/index.html?Istilah_page=18 (Accessed: 17 March 2020).
7] Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (2011) Pedoman Umum Panen & Pascapanen Tanaman Obat. Tawangmangu: Kementerian Kesehatan RI.
8] Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo (2020) ‘Data Temuan Kasus Diare Kabupaten Situbondo 2020’.
9] Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur (2020) Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2019. Surabaya.
10] Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian (2013) Pedoman Pembinaan Usaha Jamu Gendong. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
11] Direktorat Pengawasan Produk & Bahan Berbahaya, B. P. O. & M. R. I. (2015) Pengetahuan Bahan Berbahaya. 1st edn. Jakarta: Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya Badan POM RI.
12] Fhitryani, S. , D. Suryanto, A. K. (2017) ‘Pemeriksaan Escherichia coli, Staphylococcus aureus dan Salmonella sp. pada Jamu Gendong yang dijajakan di Kota Medan’, Jurnal Biologi Lingkungan, Industri, Kesehatan, 2(2), pp. 142–151.
13] Ghosh, D., S.B. Firdaus, P.S. Singha, S. G. (2017) ‘Metanil yellow: The toxic food colorant’. Asian Pacific Journal of Health Sciences. doi: 10.21276/apjhs.2017.4.4.16.
14] Harianti, L. (2019) Hubungan Antara Personal Hygiene, Kualitas Fisik Air, Waktu Dan Teknik Pencucian Gelas Dengan Angka Kuman Pada Gelas Minuman Es Tahu di Kota Pontianak. Universitas Muhammadiyah Pontianak.
15] Indriani, A. D. and Suwita, I. K. (2018) ‘Keamanan Pangan Mie Basah Kuning (Kandungan Boraks, Formalin, Methanil Yellow) di Beberapa Pasar Tradisional Kota Mlang’, Jurnal Gizi KH, 1(1), pp. 42–51.
16] Kasim, K.P., A. A. M. S. (2018) ‘Hubungan Personal Higiene Penjamaah Makanan dengan Kualitas Bakteriologis MPN Coliform pada Jajanan di Wilayah Pasar Segar Panakukang Kota Makassar’, Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat, 18(2), pp. 130–139.
17] Kemenkes RI (2012) Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 033 tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan, Kementrian Kesehatan RI.
18] Kemenkes RI (2015) Pembuatan Jamu Segar yang Baik dan Benar. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
19] Kementerian Kesehatan RI (2020) Profil Kesehatan Indonesia 2019. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
20] Koentjaraningrat (1996) Pengantar Antropologi I. Jakarta: PT Rineka Cipta.
21] Kusmiyati (2021) Personal Hygiene dan Sanitasi Lingkungan Hubungannya dengan Kualitas Bakteriologis Minuman. Edited by R. R. Rintho. Bandung: Media Sains Indonesia.
22] Menteri Kesehatan RI (2011) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1906 Tahun 2011 Tentang Higiene Sanitasi Jasaboga. Indonesia.
23] Notoatmodjo, S. (2011) Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.
24] Permenkes RI Nomor 239 (1985) ‘Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 239/Men.Kes/Per/V/85’, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 239 tahun 1985 tentang Zat Warna Tertentu Yang Dinyatakan Sebagai Bahan Berbahaya, pp. 1–7.
25] Pratama, A. S. (2020) ‘Analisis Cemaran Angka Lempeng Total (ALT) dan Identifikasi Bakteri Escherichia coli Pada Sediaan Jamu Gendong Cair di Kecamatan Magersari Kota Mojokerjo Jawa Timur’, Skripsi. Stikes RS Anwar Medika.
26] Rahayu, W.P., S. Nurjannah, E. K. (2017) Escherichia coli: Patogenitas, Analisis dan Kajian Risiko. Bandung: IPB Press.
27] Rahmayani, R.D., M. M. S. (2019) ‘Analisis Pengaruh Higiene Penjamah dan Sanitasi Makanan Terhadap Kontaminasi E. Coli pada Jajanan Sekolah’, Jurnal Kesehatan Masyarakat, 3(2), pp. 164–178.
28] Sholehah, H. (2019) Uji Total Plate Count dan Cemaran Escherichia coli pada Jamu Gendong Temulawak di Pasar Tradisional. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
29] Simanjuntak, C. M. A. (2020) Identifikasi Metanil yellow dengan Test Kit pada Beberapa Makanan Tidak Bermerek. Politeknik Kesehatan KEMENKES RI Medan.
30] Suardana, I. W., Putri, P. J. R. A. and Besung, I. N. K. (2016) ‘Isolasi dan Identifikasi Escherichia coli O157 : H7 pada Feses Sapi di Kecamatan Petang, Kabupaten Badung-bali’, Buletin Veteriner Udayana, 8(1), pp. 30–35.
31] Sugiyono (2016) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT Alfabet.
32] Tivani, I., W. Amananti, A. S. (2019) ‘Uji Identifikasi Bakteri Escherichia coli Pada Jamu Gendong Kunyit Asem di Kabupaten Tegal’. Para pemikir: Jurnal Ilmiah Farmasi, pp, 8(1), pp. 31–35.
33] Wahyuningtyas, A.D., Yuliati, T. Rahayu, N. A. A. (2018) ‘Faktor- Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kualitas Mikrobiologis Jamu Beras Kencur di Yogyakarta (Studi Kasus di Kecamatan Depok)’, Jurnal Prodi Biologi, 7(8), pp. 646–656. doi: 10.20884/1.mib.2016.33.1.310.
34] Wijayakusuma, H. M. H. (2015) Cara Membuat Jamu Yang Benar, Farmakoterapi. Available at: http://www.farmakoterapi.com/cara-membuat-jamu-yang-benar/ (Accessed: 14 April 2021).
35] Yusminatati (2020) Hubungan Pengetahuan dan Sikap Dengan Perilaku Penjamah Makanan dalam Penerapan Higiene dan Sanitasi Makanan pada Rumah Makan di Kecamatan Pauh Kota Padang Tahun 2020. Skripsi. Universitas Perintis Indonesia.