EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM KESELAMATAN JALAN "OK BOS" DI JAWA TIMUR DALAM MENURUNKAN KEJADIAN KECELAKAAN LALU LINTAS
Implementation Evaluation of the "OK BOS" Road Safety Program in East Java for Reducing Traffic Accidents
Abstract
IRSMS data shows the increase in traffic accidents in 2016 reached 11% compared to the events of the previous year, and in 2017 it also increased by as much as 6%. The East Java Regional Police together with other LLAJ stakeholders formulated the "OK BOS" Program (Opén Karo Blackspot) to improve road safety. Regencies / cities are encouraged to be more sensitive to traffic accidents that occur in their areas, and encourage the implementation of road safety activities in an effort to reduce the incidence and fatality of traffic accidents. The results of the evaluation of the implementation of the program show the effectiveness of the program against the decrease in traffic accidents. Reduction in accident rates during program implementation reached 21%. Other evaluation results show that the implementation of the program is still not optimal and has not been evenly distributed, so it is necessary to plan strategies for implementation in 2019.
Data IRSMS memperlihatkan peningkatan kejadian kecelakaan lalu lintas tahun 2016 mencapai 11% dibandingkan dengan kejadian tahun sebelumnya, dan tahun 2017 masih meningkat pula sebanyak 6%. Polda Jawa Timur bersama istansi pemangku kepentingan LLAJ lainnya merumuskan Program “OK BOS” (Opén Karo Blackspot) untuk meningkatkan Kamseltibcar Lantas. Kabupaten/kota didorong lebih peka terhadap kecelakaan lalu lintas yang terjadi di wilayahnya, serta mendorong pelaksanaan kegiatan-kegiatan keselamatan jalan sebagai upaya untuk menurunkan kejadian dan fatalitas kecelakaan lalu lintas. Hasil evaluasi implementasi program memperlihatkan efektivitas program terhadap turunnya angka kecelakaan lalu lintas. Reduksi angka kecelakaan selama implementasi program mencapai 21%. Hasil evaluasi lain memperlihatkan bahwa implementasi program masih belum maksimal dan belum merata, sehingga perlu dilakukan perencanaan strategi untuk implementasi pada tahun 2019.