Eksistensi Kelompok Ludruk Merdeka di Kecamatan Kencong Kabupaten Jember Tahun 1975–2020
Abstract
Penelitian ini membahas tentang Eksistensi Kelompok Ludruk Merdeka di Kecamatan Kencong Kabupaten Jember Tahun 1975-2020. Landasan teori yang digunakan adalah teori kebudayaan. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana proses berdirinya Kelompok Ludruk Merdeka, (2) Usaha apa saja yang dilakukan Kelompok Ludruk Merdeka dalam mempertahankan eksistensinya, (3) Bagaimana bentuk dukungan pemerintah dan masyarakat terhadap Kelompok Ludruk Merdeka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah dengan tahapan pemilihan topik, pengumpulan sumber, verifikasi, interpretasi, historiografi. Hasil penelitian menunjukkan cikal bakal berdirinya Kelompok Ludruk Merdeka dimulai dari berdirinya Kelompok Ludruk Tanpa Nama yang berada di bawah pimpinan Sudiryo dengan tujuan untuk menghibur masyarakat. Pada tahun 1975 Kelompok Ludruk Merdeka berada di bawah pimpinan Agus Salim dan mulai terdaftar secara resmi dalam buku induk kesenian Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Pada tanggal 6 Juni 2001 Agus Salim meninggal dunia, sehingga digantikan oleh Harlilik. Usaha yang dilakukan Kelompok Ludruk Merdeka dalam mempertahankan eksistensinya yaitu melakukan regenerasi pemimpin, perbaikan properti, lakon atau cerita, kesejahteraan pemain dan mengikuti berbagai festival atau lomba. Dukungan pemerintah terhadap Kelompok Ludruk Merdeka, antara lain: (1) Melindungi kelompok kesenian dengan memberikan Kartu Nomor Induk Kesenian (KNIK). (2) Menampilkan Kelompok Ludruk Merdeka dalam acara pemerintahan. (3) Memberikan pembinaan dengan mengundang seniman di Kabupaten Jember. (4) Pemerintah Kabupaten Jember memberikan dukungan dan apresiasi terhadap seniman yang berprestasi. (5) Bantuan selama pandemi covid-19. Dukungan masyarakat dalam pertunjukan ludruk terdiri penanggap dan penonton.
References
Sasmita, Nurhadi. et al. Pedoman Penulisan Skripsi Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Jember. Yogyakarta: Lembah Manah. 2012.
Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah Yogyakarta: PT, Tiara Wacana, 2003.
Pranoto. Teori dan Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2010.
Singarimbun ,Masri. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES, 1983.
Setyawati, Edi. Pertumbuhan Seni Pertunjukan. Jakarta : Sinar Harapan. 1981.
Supriyanto, Henricus Postkolonial Pada Lakon Ludruk Jawa Timur ( Malang: Banyumedia Publishing , 2012).
Atar Semi, M. “Anatomi Sastra”. Dalam Kasiyanto Kasemin, Ludruk Sebagai Teater Sosial : Kajian Kritis Terhadap
kahidupan, Peran dan Fungsi Ludruk Sebagai Media Komunikasi. Surabaya : Airlangga University Press. 1999.
Prasisko, Yongki Gigih “Ludruk Jember: Ritual Masyarakat Pertanian”, dalam jurnal Parafrase Genta Vol.18 No.01 Mei 2018.
Yuliyasmin S, Ade “Trend Fashion: Mode Pakaian Mini & Backless sebagai Identitas Perempuan di Surabaya Tahun 1966-1976”, Skripsi pada Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga, 2016.
Imron A.M., Ali dkk. “Revitalisasi Seni Pertunjukan Tradisi dalam Menunjang Pariwisata di Surakarta” Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 6, No. 2, 2005.
Monika, Ika dkk. “Kebijakan Pemerintah Daerah dalam Pelestarian Kesenian Tradisional di Kota Makassar”, Jurnal Ilmu Pemerintahan Volume 4, Nomor 2, Juli 2011.
Fathur Rozi, et al., Eksistensi Kelompok Ludruk Merdeka di Kecamatan Kencong Kabupaten Jember Tahun
1975-2020.
Wahyu Kurniansyah, Dany. “Keberadaan Keseian Ludruk Wali Sakti di Kecamatan Yosowilangun, Lumajang” Skripsi pada Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember. 2017.
Rohilinda Hilwa, “Komunikasi Budaya dalam Kesenian Ludruk Budi Wijaya di Desa Ketapang Kuning Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang”, Skripsi Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya, 2014.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.