ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DERAJAT DRY EYE SYNDROME PADA PENGEMUDI OJEK ONLINE DI SEKITAR KAMPUS UNDIP TEMBALANG, KOTA SEMARANG
Abstract
Ojek online merupakan alat transportasi masa kini yang juga menawarkan berbagai jenis layanan selain mengangkut penumpang. Pengemudi ojek online senantiasa bekerja di luar ruangan sehingga berisiko terpapar oleh polusi udara, angin, iklim kering dan panas. Paparan tersebut dapat menyebabkan gangguan kesehatan mata, salah satunya adalah dry eye syndrome (DES) atau sindrom mata kering. DES merupakan kondisi berkurangnya fungsi air mata yang menyebabkan permukaan mata tidak dapat dilumasi oleh air mata. Penelitian ini akan menganalisis hubungan beberapa faktor terhadap kejadian DES pada pengemudi ojek online di sekitar kampus Universitas Diponegoro Semarang. Penelitian ini adalah penelitian dengan jenis observasional analitik yang memiliki desain studi cross-sectional. Populasi penelitian adalah seluruh pengemudi ojek online aktif dengan sampel yang diambil sebanyak 54 orang. Variabel yang akan diteliti adalah usia, durasi kerja, masa kerja, penggunaan visor helm, serta derajat keluhan DES. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner untuk setiap variabel bebas dan kuesioner ocular surface disease index (OSDI) untuk mengukur derajat keluhan DES. Hasil analisis penelitian menggunakan uji statistik chi-square menunjukkan kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara faktor usia (p = 0,013), durasi kerja (p = 0,001), dan penggunaan visor helm (p = 0,001) dengan derajat keluhan DES pada pengemudi ojek online di sekitar kampus Universitas Diponegoro Semarang. Sementara itu, tidak terdapat hubungan antara masa kerja dengan derajat keluhan DES (p = 0,406). Penggunaan visor helm setiap berkendara dapat mengurangi paparan langsung dengan faktor lingkungan penyebab DES. Selain itu, penggunaan lubrikan/tetes mata dapat menangani gejala DES sementara.
References
2] Aljarousha, M. et al. (2018) ‘Prevalence and Risk Factors of Dry Eye Disease in Kuantan, Malaysia’, Makara Journal of Health Research, 22(1), pp. 27–33. Available at: https://doi.org/10.7454/msk.v22i1.8749.
3] Antou, S.W., Siwu, J.F. and Mallo, J.F. (2013) ‘Manfaat Helm dalam Mencegah Kematian Akibat Cedera Kepala pada Kecelakaan Lalu Lintas’, Jurnal Biomedik (JBM), 5(1), pp. 29–36.
4] Hasan, Z.I.Y. (2021) ‘Dry eye syndrome risk factors: A systemic review’, Saudi Journal of Ophthalmology, 35(2), pp. 131–139. Available at: https://doi.org/10.4103/1319-4534.337849.
5] Kartika, N.E. (2020) ‘Fitur Aplikasi Gojek Favorit Konsumen Pada Saat Pandemi COVID-19 Di Kota Bandung’, Jurnal Communio : Jurnal Jurusan Ilmu Komunikasi, 9(2), pp. 1680–1695. Available at: https://doi.org/10.35508/jikom.v9i2.2922.
6] Kim, K.I. et al. (2019) ‘Factors Associated with Dry Eye Symptoms in Elderly Koreans: The Fifth Korea National Health and Nutrition Examination Survey 2010-2012’, Korean Journal of Family Medicine, 40(1), pp. 22–30. Available at: https://doi.org/10.4082/kjfm.17.0058.
7] Lee, J.H. et al. (2015) ‘Relationship between symptoms of dry eye syndrome and occupational characteristics: the Korean National Health and Nutrition Examination Survey 2010-2012’, BMC Ophthalmology, 15(1), pp. 1–9. Available at: https://doi.org/10.1186/s12886-015-0147-3.
8] M.A, M.I., Sabilu, Y. and Pratiwi, A.D. (2016) ‘Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDS) pada Penjahit Wilayah Pasar Panjang Kota Kendari Tahun 2016’, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Unsyiah, 1(3), pp. 1–8.
9] Mahardika, Z.A. and Amani, K.F. (2021) ‘Pengaruh Usia dan Lama Paparan Asap Kendaraan Bermotor terhadap Derajat Dry Eye Syndrome pada Pekerja Ojek’, Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal, 11(2), pp. 401–410.
10] Manuel, J.A. and Wirawan, I.M.A. (2020) ‘Faktor Risiko Kelelahan pada Pengendara Ojek Daring di Jabodetabek dan Denpasar’, Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, 16(2), pp. 161–171. Available at: https://doi.org/10.30597/mkmi.v16i2.9078.
11] Masitoh, D. (2019) ‘Perbedaan Risiko Kejadian Mata Kering di Sub Laboratorium Renang Universitas Negeri Surabaya’, Jurnal Kesehatan Lingkungan, 11(3), pp. 189–197. Available at: https://doi.org/10.20473/jkl.v11i3.2019.189-197.
12] Pusparini, D.A., Setiani, O. and Hanani D, Y. (2016) ‘Hubungan Masa Kerja dan Lama Kerja dengan Kadar Timbal dalam Darah pada Bagian Pengecatan, Industri Karoseri Semarang’, Jurnal Kesehatan Masyarakat, 4(3), pp. 758–766.
13] Rahmadilla, A.P. (2020) ‘Hubungan Pemakai Lensa Kontak Lunak (Soft Contact Lens) Dengan Dry Eye Syndrome’, Jurnal Medika Hutama, 02(01), pp. 377–381.
14] Rungsirisangratana, C. et al. (2022) ‘Risk Factors Affecting Dry Eye Symptoms among Visual Display Terminal Users’, The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, 11(3), pp. 315–322. Available at: https://doi.org/10.20473/ijosh.v11i3.2022.315-322.
15] Sa’diah, A. and Sudarti, S. (2022) ‘Analisis Dampak Debu Dan Asap Transportasi Umum Yang Dirasakan Masyarakat Sumber Kejayan’, Jurnal Kesehatan Lingkungan: Jurnal dan Aplikasi Teknik Kesehatan Lingkungan, 19(1), pp. 99–104. Available at: https://doi.org/10.31964/jkl.v19i1.456.
16] Septivianti, R. and Triningrat, A. (2018) ‘Karakteristik pasien dry eye syndrome di Desa Tianyar Timur, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem’, E-Journal Medika Udayana, 7(3), pp. 113–116. Available at: http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum.
17] Sutami, N.K.D., Laksmi, I.A.A. and Darmawan, A.. K.N. (2021) ‘Hubungan Durasi Kerja Dan Posisi Kerja Dengan Kejadian Nyeri Punggung Bawah Pada Petani’, Journal of Borneo Holistic Health, 4(2), pp. 85–96. Available at: https://doi.org/10.35334/borticalth.v4i2.2028.
18] Swasty, S. and Tursinawati, Y. (2021) ‘Kejadian Dry Eye Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang Dipengaruhi Oleh Paparan Ac’, Syifa’ MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 11(2), pp. 96–104. Available at: https://doi.org/10.32502/sm.v11i2.2927.
19] ‘Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan’ (2003).
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.