PENGARUH LINGKUNGAN FISIK RUMAH DAN PERILAKU TERHADAP KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU BTA POSITIF: SEBUAH STUDI KASUS KONTROL

  • Fadhilah Azzahra Hasan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Halu Oleo, Jl. HEA Mokodompit Kampus Baru Tridharma, 93232, Andonohu Kendari, Sulawesi Tenggara, Indonesia
  • Nurmaladewi Nurmaladewi Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Halu Oleo, Jl. HEA Mokodompit Kampus Baru Tridharma, 93232, Andonohu Kendari, Sulawesi Tenggara, Indonesia
  • La Ode Ahmad Saktiansyah Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Halu Oleo, Jl. HEA Mokodompit Kampus Baru Tridharma, 93232, Andonohu Kendari, Sulawesi Tenggara, Indonesia

Abstract

Tuberkulosis adalah penyakit menular yang dikarenakan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis masih menjadi problematika kesehatan dimana 3 tahun belakangan diketahui yaitu tahun 2018 sebanyak 74 kasus, tahun 2019 sebanyak 60 kasus dan tahun 2020 sebanyak 77 kasus di Wilayah Kerja Puskesmas Puuwatu. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh antara lingkungan fisik rumah (pengaruh jenis lantai, jenis dinding, luas dari ventilasi, kepadatan penghuni) dan perilaku (kebiasaan tidak sehat seperti merokok, tidak membuka jendela serta tidak menjemur peralatan tidur) terhadap kejadian Tuberkulosis Paru BTA Positif di Wilayah Kerja Puskesmas Puuwatu Kota Kendari Tahun 2021. Penelitian ini merupakan penelitian kasus kontrol dengan populasi adalah pasien yang menderita penyakit TB Paru BTA Positif pada bulan Januari-Agustus tahun 2021. Total sampel adalah 62 yang terdiri dari 31 kasus dan 31 kontrol dengan teknik kasus ditambah kontrol. Pengumpulan data dilaksanakan dengan observasi, pengukuran, dan kuesioner. Data dianalisis dengan analisis bivariat (dengan menggunakan uji chi-square) dan multivariat (dengan menggunakan regresi logistik berganda). Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa terdapat pengaruh signifikan antara ventilasi (p=0,022, OR=3,870, 95%CI=1,341-11,172), kebiasaan merokok (p=0,042, OR=3,325, 95%CI=1,171-9,442) dan kebiasaan membuka jendela (p=0,028, OR=4,282, 95%CI=1,303-14,078) terhadap kejadian TB Paru BTA Positif. Tidak ada pengaruh antara jenis lantai (p=0,671 OR=2,148, 95%CI=0,364-12,693), jenis dinding (p=0,533, OR=1,809, 95%CI=0,518-6,315), kepadatan hunian (p=0,506, OR=1,969, 95%CI=0,512-7,563) dan kebiasaan menjemur peralatan tidur (p=0,786, OR=1,344, 95%CI= 0,462-3,916) terhadap kejadian TB Paru BTA Positif. Disarankan kepada instansi kesehatan UPTD Puskesmas Puuwatu untuk rutin melakukan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat mengenai rumah sehat dan selalu berperilaku hidup bersih dan sehat.

References

Afshari, M. et al. (2023) ‘Tuberculosis infection among children under six in contact with smear positive cases: A study in a hyper endemic area of Iran’, Journal of Clinical Tuberculosis and Other Mycobacterial Diseases, 30(January), p. 100347. doi: 10.1016/j.jctube.2023.100347.
2] Apriliasari, R., Hestiningsih, R. and Udiyono, A. (2018) ‘Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Tb Paru Pada Anak (Studi Di Seluruh Puskesmas Di Kabupaten Magelang)’, Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 6(1), pp. 298–307.
3] Arni, Z. and Ali, H. (2020) ‘he Relationship Of The House Environmental Factors On The Positive Afbuism Lung Tb Events In The Nusa Indah Puskesmas Area Of Bengkulu City’, Jnph, 8(1), pp. 1–10.
4] Damayati, D. S., Susilawat, A. and Maqfirah (2018) ‘Risiko Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Liukang Tupabbiring Kabupaten Pangkep’, Higiene: Jurnal Kesehatan Lingkungan, 4(2), pp. 121–130.
5] Halim and Satria, B. (2016) ‘FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TB PARU DI PUSKESMAS SEMPOR I KEBUMEN Factors associated with tuberculosis cases in Puskesmas Sempor I Kebumen Fakultas Kedokteran dan Imu Kesehatan Universitas Jambi Program pencegahan dan pemberantasan Penanggulan’, Jurnal Kesmas Jambi (JKMJ), 1(1), pp. 52–60.
6] Hamidah, Kandau, G. D. and Posangi, J. (2016) ‘Hubungan Kualitas Lingkungan Fisik Rumah Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Siko Kecamatan Ternate Utara Kota Ternate Provinsi Maluku Utara’, Jurnal e-Biomedik, 3(3). doi: 10.35790/ebm.3.3.2015.10321.
7] Harstad, I. et al. (2022) ‘Knowledge, attitudes and practices on tuberculosis among screened immigrants in Norway. A cross-sectional study’, Journal of Clinical Tuberculosis and Other Mycobacterial Diseases, 28(7489), p. 100326. doi: 10.1016/j.jctube.2022.100326.
8] Izhar, M. D. et al. (2021) ‘Predictors and health-related quality of life with short form-36 for multidrug-resistant tuberculosis patients in Jambi, Indonesia: A case-control study’, Clinical Epidemiology and Global Health, 12(June), p. 100872. doi: 10.1016/j.cegh.2021.100872.
9] Al Khalili, S. et al. (2022) ‘Assessing Oman’s knowledge, attitude and practice regarding tuberculosis: a cross-sectional study that calls for action’, International Journal of Infectious Diseases, 124, pp. S4–S11. doi: 10.1016/j.ijid.2022.06.002.
10] Ngah, V. D. et al. (2023) ‘Evaluating determinants of treatment outcomes among tuberculosis patients in the mining district of Butha Buthe, Lesotho’, IJID Regions, 6(December 2022), pp. 62–67. doi: 10.1016/j.ijregi.2022.12.008.
11] Pelissari, D. M. et al. (2022) ‘Environmental factors associated with the time to tuberculosis diagnosis in prisoners in São Paulo, Brazil’, American Journal of Infection Control, 50(11), pp. 1246–1252. doi: 10.1016/j.ajic.2022.05.015.
12] Pertiwi, J. (2019) ‘Analisis Faktor Risiko Tuberkukulosis Paru Dewasa Di Kabupaten Sukoharjo’, Prosiding Seminar Nasional Fkip Utp Surakarta, 39(1), p. 11.
13] Rahmawati, S., Ekasari, F. and Yuliani, V. (2021) ‘Hubungan lingkungan fisik rumah dengan kejadian tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Pekalongan Kabupaten Lampung Timur tahun 2020’, Indonesian Journal of Health and Medical, 1(2), pp. 254–265.
14] Ratih, A. A. I., Pratiwi, D. and Sudiadnyana, I. W. (2021) ‘Hubungan Perilaku dan Kualitas Fisik Rumah dengan Kejadian TBC Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Kediri 1 Tahun 2020’, Jurnal Kesehatan lingkungan, 11(1), pp. 13–17.
15] Shartova, N., Korennoy, F. and Makhazova, S. (2023) ‘Spatial patterns of tuberculosis in Russia in the context of social determinants’, Spatial and Spatio-temporal Epidemiology, 45(December 2022), p. 100580. doi: 10.1016/j.sste.2023.100580.
16] Soares, P. et al. (2022) ‘Ecological factors associated with areas of high tuberculosis diagnosis delay’, Public Health, 208, pp. 32–39. doi: 10.1016/j.puhe.2022.04.010.
17] Verma, R. et al. (2022) ‘Detection of M. tuberculosis in the environment as a tool for identifying high-risk locations for tuberculosis transmission’, Science of the Total Environment, 843(April). doi: 10.1016/j.scitotenv.2022.156970.
18] Wahyuningsih, D. (2018) ‘Determinan Kejadian Penyakit Tuberkulosis Paru BTA Positif Diah’, Higeia Journal of Public Health Research and Development, 1(3), pp. 84–94.
19] WHO Global Tuberculosis Report (2020) Tuberculosis Reports, The Lancet. Geneva: World Health Organization. doi: 10.1016/S0140-6736(00)58733-9.
20] WHO Global Tuberculosis Report (2021) Tuberculosis Report. Geneva: World Health Organization.
21] XU, C. H. et al. (2022) ‘Factors Associated with Diagnostic Delay of Pulmonary Tuberculosis in China’, Biomedical and Environmental Sciences, 35(1), pp. 73–78. doi: 10.3967/bes2022.010.
Published
2023-03-31
How to Cite
HASAN, Fadhilah Azzahra; NURMALADEWI, Nurmaladewi; SAKTIANSYAH, La Ode Ahmad. PENGARUH LINGKUNGAN FISIK RUMAH DAN PERILAKU TERHADAP KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU BTA POSITIF: SEBUAH STUDI KASUS KONTROL. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, [S.l.], v. 19, n. 1, p. 38-47, mar. 2023. ISSN 2684-7035. Available at: <https://jurnal.unej.ac.id/index.php/IKESMA/article/view/30255>. Date accessed: 04 may 2024. doi: https://doi.org/10.19184/ikesma.v19i1.30255.
Section
ARTICLES