ANALISIS CEMARAN LOGAM BERAT ARSEN, TIMBAL, DAN MERKURI PADA MAKANAN DI WILAYAH KOTA SURABAYA DAN KABUPATEN SIDOARJO JAWA TIMUR
Abstract
Makanan merupakan sumber energi untuk menunjang aktivitas manusia. Selain memberikan dampak positif, makanan dapat menimbulkan dampak negatif yaitu penyakit yang disebabkan oleh makanan (food borne disease). Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo merupakan kota/kabupaten di Jawa Timur yang memiliki wilayah pesisir dan industri yang cukup banyak. Kontribusi limbah industri lebih besar mencemari lingkungan dengan logam berat. Logam berat yang terakumulasi dalam tubuh jika melebihi batas maksimum dapat menyebabkan terganggunya fungsi jaringan, organ, kerusakan otak sampai kematian. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kadar logam berat arsen, timbal, dan merkuri serta batas aman kandungan yang dapat dikonsumsi manusia. Metode penelitian ini adalah deskriptif dengan menganalisis hasil uji cemaran logam berat pada makanan. Sampel makanan terdiri dari 16 sampel untuk tiap uji cemaran logam berat arsen, timbal, dan merkuri. Hasil dari penelitian ini tidak ada makanan yang mengandung logam berat arsen. Makanan yang mengandung timbal adalah terasi dengan kadar timbal sebanyak 0,005-0,01 ppm. Makanan yang mengandung merkuri adalah kerang dan keong sawah dengan kadar merkuri sebanyak 0,005 ppm. Hasil pengujian makanan yang mengandung cemaran logam berat dapat berasal dari bahan baku, habitat, dan adanya pembuangan limbah industri di daerah aliran sungai. Kesimpulan penelitian adalah semua sampel makanan negatif mengandung arsen namun positif mengandung timbal dan merkuri di bawah batas aman kandungan logam berat, sehingga masih aman untuk dikonsumsi manusia. Saran yang dapat diberikan adalah pemerintah perlu melakukan kajian lebih lanjut terhadap makanan yang mengandung logam berat. Selain itu, pengawasan peredaran makanan perlu partisipasi aktif masyarakat untuk dapat meminimalkan terjadinya terjadinya pencemaran logam berat pada makanan.
References
2] Badan Pengawas Obat dan Makanan. (2006). Racun Alami pada Tanaman Pangan. Situs website berita resmi 28 November 2006. http://www.pom.go.id/
3] Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (2005). Preventing Lead Poisoning in Young Children. US Department of Health and Human Services, Public Health Service
4] Darmono. (1995). Logam Dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Jakarta: UI Press
5] Darmono. 2008. Lingkungan Hidup dan Pencemaran Hubungannya dengan Toksikologi Senyawa Logam. Jakarta: UI Press
6] FAO (Food and Agriculture Organization of the United Nations) dan WHO (World Health Organization) Tahun 2013
7] Fardiaz, S. (1992). Mikrobiologi Pangan I. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
8] Fernanda, Lidya. (2012). Studi Kandungan Logam Berat Timbal (Pb), Nikel (Ni), Kromium (Cr) dan Kadmium (Cd) Pada Kerang Hijau (Perna viridis) dan Sifat Fraksionasinya
Pada Sedimen Laut. Universitas Indonesia,
Depok
9] Lubis Sari Halida. Toksisitas Merkuri dan Penanganannya. USU digitalized Library. 2002.
10] Malel, T. Yusthinus. (2017). Analisis Pendahuluan Kadar Merkuri (Hg) pada Beberapa Jenis Kerang. Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Sains. Universitas Pattimura Ambon. Ind. J. Chem. Res., 2014, 2, 136 – 141
11] Melisa R dkk. (2015). Analisis Kandungan Kadmium (Cd) dan Timbal (Pb) pada Air, Sedimen dan kerang bulu (Anadara antiquate) di Perairan Pesisir Belawaan Provinsi Sumatra Utara
12] Nazaii, S. (2016). Amigdalin Zat Pada Biji Apel yang Cukup Berbahaya.Website Universitas Abulyatama 19 Agustus 2016. http://abulyatama.ac.id/?p=5147
13] Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.
14] Paputungan, Giffari Mohamad dkk. (2017). Analisis Kadar Logam Merkuri (Hg) Pada Air, Ikan, Keong dan Sedimen Di Daerah Aliran Sungai Tondano Kelurahan Ketang Baru Kecamatan Singkil Kota Manado. http://www.ejournalhealth.com/index.php/medkes/article/view/252
15] Paundanan M, Riany E & Anwar S. (2015). Kontaminasi Logam Berat Merkuri (Hg) dan Timbal (Pb) Pada Air, Sedimen dan Ikan Selar Tetengkek (Megalaspiscordyla L) di Teluk Palu Sulawesi Tengah. Skripsi.Institut Pertanian Bogor.
16] Peraturan Kepala Pengawas Obat dan Makanan RI Nomor HK.00.06.1.52.4011 Tahun 2009 tentang Penetapan Batas Maksimum Cemaran Mikroba dan Kimia dalam Makann
17] Perdana, Angga Putra. (2017). Analisis Kandungan Timbal Pada Gorengan yang Dijual Sekitar Pasar Ulakan Tapakis Padang Pariaman Secara Spektrofotometri Serapan Atom: Jurnal Kesehatan Andalas. 2017; 6(3)
18] Reza dan Suminto. (2017). Kandungan Metil Merkuri Pada Beberapa Jenis Ikan Sebagai Upaya Mendukung Pengembangan Standar Codex. Pusat Penelitian dan Pengembangan Standardisasi, Badan Standardisasi Nasional
19] Siboro, Novita Sari. Jurnal : Analisis Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) Pada Ikan Pelagis Kecil Yang Didaratkan Di Pps Belawan Kecamatan Medan Belawan Sumatera Utara
20] SNI 7387:2009 tentang Batas Maksimum Cemaran Logam Berat pada Makanan
21] Wallach MD. (2007). Interpretation of Diagnostic Test, Eight Edition. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins
22] Widowati W, Sastiono S, Jusuf R. (2008). Efek toksik logam, pencegahan dan penanggulangan pencemaran. Yogyakarta: CV Andi Offset.
23] Woro, Rochma. (2011). Studi Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) Pada Air Laut dan Sedimen di Pesisir Kenjeran, Surabaya dan Branta Pesisir, Pamekasan. Skripsi. Universitas Airlangga