MENJADIKAN KAMPUNG SILAT PETUKANGAN SEBAGAI DESTINASI WISATA BERBASIS TRADISI LISAN BETAWI

  • Gres Grasia Azmin Universitas Negeri Jakarta
  • Siti Gomo Attas Universitas Negeri Jakarta

Abstract

Tradisi lisan merupakan warisan budaya masyarakat dapat dikelola sebagai bagian dari industri pariwisata. Hal ini sudah disadari oleh masyarakat Petukangan, Jakarta Selatan yang mengembangkan wilayah mereka dengan menjadikannya sebagai destinasi wisata dengan nama Kampung Silat Petukangan (KSP). Sebagai destinasi wisata yang baru, kajian terhadap berbagai kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman terhadap KSP perlu dilakukan. Kajian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan observasi, catatan lapangan, wawancara, dan penelusuran dokumen (cetak, video, sumber internet) mengenai KSP. Penelitian ini menghasilkan temuan yaitu KSP memiliki kekuatan dan kekurangan yang terkait dengan keberadaan dirinya di mana kekuatan sangat potensial dikembangkan sedangkan kekurangan dapat diminamalisir seiring waktu. Ancaman yang dihadapi KSP sangatlah banyak dan beragam, dari destinasi wisata yang lebih dulu eksis maupun yang masih berkembang, dan juga dari destinasi wisata yang serupa. Peluang yang dimiliki KSP adalah adanya atensi dari berbagai pihak baik pemerintah maupun swasta. Berdasarkan kajian ini dapat disimpulkan penggunaan tradisi lisan Betawi yaitu silat Beksi, ondel-ondel, topeng blantek, musik betawi, dan lainnya pada KSP penting untuk mengembangkan kekuatan dan peluang serta menekan ancaman dan kelemahan.
Kata kunci: Destinasi Wisata, SWOT, Kampung Silat Petukangan, tradisi lisan Betawi

Published
2020-10-01
How to Cite
AZMIN, Gres Grasia; ATTAS, Siti Gomo. MENJADIKAN KAMPUNG SILAT PETUKANGAN SEBAGAI DESTINASI WISATA BERBASIS TRADISI LISAN BETAWI. UNEJ e-Proceeding, [S.l.], p. 415-422, oct. 2020. Available at: <https://jurnal.unej.ac.id/index.php/prosiding/article/view/20005>. Date accessed: 21 nov. 2024.