SYAIR-SYAIR PATAH HATI: KAJIAN SEMIOTIKA LAGU-LAGU DIDI KEMPOT DALAM ERA DISRUPSI
Abstract
“Syair-syair Patah Hati: Kajian Semiotika Lagu-lagu Didi Kempot dalam Era Disrupsi”. Makalah. Sastra Indonesia. Fakultas Ilmu Budaya. Universitas Jember. 2020. Tujuan penelitian ini yaitu: 1) mendeskripsikan faktor-faktor yang memengaruhi eksistensi lagu- lagu Didi Kempot di era disrupsi; 2) mendeskripsikan pembacaan heuristik dalam syair-syair lagu Didi Kempot; 3) mendeskripsikan pembacaan hermeneutik dalam syair-syair lagu Didi Kempot. Penulis menerapkan metode penelitian kualitatif dengan mendeskripsikan hasil dari analisis data berupa lima lirik lagu Didi Kempot, yaitu “Pamer Bojo”, “Cidro”, “Sewu Kutho”, “Suket Teki”, dan “Banyu Langit”. Penelitian ini menggunakan pengumpulan data dengan dokumen sebagai data utamanya. Setelah mengumpulkan data, lalu membaca. Proses membaca dilakukan dengan teliti, cermat dan berulang-ulang agar mendapat pemahaman tentang isi lirik tersebut, lalu mencatat poin penting yang menunjukkan hubungan eksistensi lagu-lagu Didi Kempot dengan era disrupsi. Data yang terkumpul kemudian dikelompokkan untuk dianalisis berdasarkan kajian semiotika yang dikemukakan Michael Riffaterre, yaitu dengan pembacaan heuristik dan pembacaan hermeneutik untuk menemukan makna syair lagu. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) faktor yang memengaruhi eksistensi lagu-lagu Didi Kempot di era disrupsi antara lain: (a) faktor perkembangan teknologi informasi internet yang memudahkan masyarakat mengakses lagu, (b) faktor kedekatan emosional dalam makna syair lagu yang mampu menyentuh hati masyarakat, (c) faktor perpaduan genre yang beragam, dan (d) faktor kontribusi para influencer; (2) pembacaan heuristik syair-syair lagu Didi Kempot perlu diberi tambahan kata sambung (dalam kurung) dan kata-katanya dikembalikan ke dalam bentuk morfologinya; (3) pembacaan hermeneutik syair-syair lagu Didi Kempot dapat disimpulkan sebagai berikut: (a) syair lagu “Pamer Bojo” menggambarkan tentang perasaan sakit hati karena pujaan hati sudah memiliki kekasih baru, (b) syair lagu “Cidro” menggambarkan tentang cinta yang dikhianati karena perbedaan kondisi ekonomi, (c) syair lagu “Sewu Kutho” menggambarkan tentang perjuangan mencari kekasih yang baru saja pergi, (d) syair lagu “Suket Teki” menggambarkan tentang kekecewaan atas perilaku sang kekasih, (e) syair lagu “Banyu Langit” menggambarkan tentang seseorang yang ditinggal kekasihnya tanpa alasan.
Kata kunci: Didi Kempot, disrupsi, semiotika, syair lagu