REPRESENTASI TOKOH SIPLEG DALAM NOVEL TEMPURUNG KARYA OKA RUSMINI: KAJIAN POSFEMINISME
Abstract
Penelitian ini memfokuskan pada tokoh Sipleg dalam Novel Tempurung dengan sifat-sifat posfeminisme yang melekat dalam dirinya. Sipleg merupakan representasi dari perempuan Bali yang berada dalam keterkungkungan adat yang membelenggu. Dalam usahanya, Sipleg membuktikan bahwa posisinya sebagai liyan dalam budaya patriaki justru membuat opresi yang diterimanya mendapatkan perlakuan yang berbeda. Atas perlakuan yang berbeda tersebut menyebabkan dirinya memiliki sifat posfeminis yang kuat dan mandiri. Posfeminisme juga memberikan gerak yang bebas bagi perempuan untuk menentukan posisinya berada dalam ranah publik, privat, maupun keduanya. Metode yang digunakan menggunakan metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sipleg sebagai perempuan Bali yang konservatif meminjam sifat maskulin untuk mendapatkan kehidupan yang bebas. Kebebasan tersebut juga berpengaruh atas keputusan perempuan untuk memilih berada di ruang privat, publik, atau keduanya. Kebebasan yang dimiliki Sipleg hanya sebagai ekspektasi ilusi yang justru menjebak. Keterjebakan Sipleg tersebut yang mengakibatkan ambivalensi pada diri Sipleg. Ambivalensi menempatkan Sipleg pada posisi yang tidak jelas karena letaknya berada pada sisi menolak segala bentuk opresi, namun membutuhkan laki-laki sebagai tempat berlindung. Posfeminisme membantu perempuan untuk mendapatkan pola pikir dengan sudut pandangyang lain. Kata kunci: ambivalensi, liyan, posfeminisme, representasi