KONSEP PEMERKAYAAN KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA DAN POLITIK BAHASA DALAM DINAMIKA GLOBAL
Abstract
Abstrak: Di satu sisi, keberadaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) makin meneguhkan status (perbendaharaan) kosakata dasar maupun derivasional bahasa Indonesia. Di sisi lain hal ini seolah-olah mengekslusi bentuk potensial yang muncul dalam bahasa Indonesia, baik itu berupa bentuk potensial yang kemunculannya disebabkan oleh kreativitas penutur bahasa dan atau bentuk potensial yang kemunculannya disebabkan karena memiliki potensi untuk menjadi perbendaharaan kata dalam bahasa Indonesia karena memenuhi standar Kaidah Pembentukan Kata (KPK) bahasa Indonesia. Sehubugan dengan itu, makalah ini bertujuan untuk membahas bentuk-bentuk potensial dalam bahasa Indonesia, yang diharapkan dapat dijadikan pijakan alternatif pengembangan dan atau pemerkayan perbendaharaan kata (dasar dan bentukan) dalam bahasa Indonesia yang dituangkan dalam KBBI. Selain itu, dalam makalah ini, akan dibahas pula peran pemerkayaan KBBI sebagai bentuk politik bahasa dalam dinamika global. Untuk melihat potensi-potensi yang sudah dan atau bisa muncul sebagai bahasa yang kongkret, makalah ini bertumpu pada teori morfologi generatif. Berdasarkan teori ini, suatu bahasa memiliki (1) list of morphemes (daftar morfem, selanjutnya disingkat DM); (2) word formation rules (kaidah/aturan pembentukan kata, selanjutnya disingkat KPK); (3) dan filter (saringan, penapis, tapis). Saringan inilah yang menetukan apakah daftar morfem bisa lolos menjadi bahasa kongkret yang terdapat direkomendasikan sebagai daftar lema dalam kamus atau tidak.
Kata-kata Kunci: pemerkayaan, KBBI, KPK, bentuk potensial