FENOMENA PRAGMATIK DAN TIDAK PRAGMATIK: IMPLIKATUR DAN IMPLIKATUM
Abstract
Abstrak: Setakat ini kajian pragmatik, khususnya mengenai tindak berbahasa, masih banyak dilakukan para peneliti, baik berlatar belakang dosen maupun mahasiswa. Artikel pendek di internet tentang hal itu sangat ramai. Akan tetapi, masih ada kekurangjelasan tentang teori pembedah yang digunakan. Konsepsi tentang fenomena pragmatik, tindak pragmatik, daya pragmatik (daya lokusioner, ilokusioner, dan perlokusioner) hingga persoalan implikatur dan implikatum masih terasa kurang jelas dan kurang dilandaskan atas dasar prinsip dasar tentang kajian pragmatik (dan wacana), yakni yang berbasis teks dan konteks. Disadari atau tidak, banyak kajian pragmatik terpeleset ke persoalan gramatika dan semantik yang menjadi pisau pembedahnya. Distorsiasi konsepsi teoritis yang dikerangkakan di dalam rancangan penelitian seperti ini menghasilkan suatu kajian yang mengambang dan tumpang tindih. Sejak awal, kajian diklaim sebagai suatu kajian pragmatik, tetapi dalam perjalanan proses penentuan, pengumpulan, dan analisis data cenderung terpeleset kepada persoalan gramatika dan semantik. Tulisan pendek ini berusaha membuka pintu diskusi untuk mencoba membahas masalah tersebut dan mencoba berusaha mengembalikan
konsepsi-konsepsi dalam kajian pragmatik kepada basis fondasinya yang khas sebagai subbidang kajian bahasa yang berbasis teks dan konteks.
Kata Kunci: Masalah Teoritis, Tindak Pragmati