KETAHANAN NEGARA DAN KETAHANAN BAHASA: TRANSFORMASI DIPLOMASI LURING KE DIPLOMASI DARING
(Pendekatan Sosiopragmatik)
Abstract
Abstrak: Diplomasi membutuhkan orientasi baru terutama dalam masa pandemi termasuk Covid-19. Bagaimana aktor diplomasi mampu memberi kontribusi dalam upaya Negara mencapai kepentingan nasional dan ketahanan Negara. Gerakan dan aktivitas warga dalam proses diplomasi, yang kini semakin meningkat seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Perkembangan terakhir peradaban manusia melalui bahasa dipenuhi dengan ujaran-ujaran melalui media sosial, seperti facebook, instagram, youtube, dan lain-lain untuk menghimbau agar masyarakat memperhatikan protokol kesehatan pada masa pandemi covid. Penelitian ini mendeskripsikan tentang diplomasi-diplomasi ujaran positif para tokoh elit di media sosial dan warganet. Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif. Data diambil menggunakan teknik simak dan catat. Kemudian data divalidasi dengan triangulasi teori. Selanjutnya, data dianalisis mengguanakan content analysis. Hasil dari penelitian ini, yakni kepala daerah melalukan kegiatan diplomasi kepada warganya melalui akunakun instalgram. Selanjutnya, tokoh seperti, Najwa Siha, dan Dedy corbuzier melakukan diplomasi kepada narasumber maupun penontonnya melalui akun-akun media sosial, baik secara langsung maupun tidak langsung, dan warga net seperti Bintang Emon melakukan diplomasi kepada masyarakat Indonesia melalui lelucon-lelucon tentang jaga jarak di masa pandemi.
Kata Kunci: Diplomasi, Pandemi Covid-19, Media Sosial