Sinclair Lewis’s Babbitt: A Portrait of Social Problem in America of the 1920’s
Abstract
Artikel ini membahas kesaksian Sinclair Lewis tentang masalah sosial di Amerika di era 1920-an,
sebagai suatu dasa warsa paling suram dalam sejarah Amerika, yakni mengenai dampak negatip dari
sukses industrialisasi di Amerika atau sukses bangsa Amerika di bidang materi. Kehidupan George F.
Babbitt yang dramatis dalam novel Babbitt diambil sebagai pokok bahasan. Dengan menggunakan
pendekatan interdispliner, kajian ini membahas novel Babbitt untuk menjelaskan masalah sosial di
Amerika pada dasa warsa 1920-an beserta budaya bisnisnya. Babbitt, tokoh utama dalam novel ini,
hanyalah seorang bisnis kelas menengah, yakni sebagai seorang pialang pada real estate yang menaruh
perhatian utama lebih kepada keuntungan daripada kualitas bangunan, sedang motivasi utama dalam
hidupnya adalah mencari uang, kekuasan dan status. Setelah bekerja keras ia menjadi kaya raya, namun
ironisnya keberhasilan tersebut telah menjadikan Babbitt dan keluarganya terlempar dalam kehidupan
yang tragis. Dia menjadi terbiasa berselingkuh dengan wanita lain, sementara anak-anaknya, Ted dan
Verona, terseret dalam kehidupan berfoya-foya dengan para gadis modern. Kesuksesan telah mengubah
gaya hidupnya, dia terperangkap dalam kehidupan yang materialistis, konsumtif dan hedonistis. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa uang bukanlah satu-satunya hal yang bisa menjadikan orang bahagia.
SEMIOTIKA has CC-BY-SA or an equivalent license as the optimal license for the publication, distribution, use, and reuse of scholarly work. Authors who publish with this journal retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
Attribution-ShareAlike
CC BY-SA