Mitigasi Daerah Rawan Bencana Longsor Berbasis Pemetaan Sistem Informasi Geografis di Kecamatan Bumiaji
Abstract
Salah satu wilayah terluas di Kota Batu dengan tingkat kerawanan bencana longsor tertinggi terletak di Kecamatan Bumiaji (Noorwantoro, 2014). Berdasarkan RTRW Kota Batu Tahun 2010-2030, beberapa desa yang digunakan sebagai kawasan hunian di Kecamatan Bumiaji berada pada kawasan rawan bencana. Hal ini tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 41/PRT/M/2007 tentang Pedoman Kriteria Teknis Kawasan Budidaya bahwa kawasan yang boleh digunakan sebagai permukiman tidak berada pada daerah rawan bencana, seperti tanah longsor, banjir, erosi, dan abrasi. Tujuan dilakukan penelitian adalah untuk mengidentifikasi daerah rawan longsor di Kecamatan Bumiaji dan menentukan prioritas upayaamitigasiiyangidapat dilakukan. Metode analisis yang digunakan dalam melakukan pemetaan adalah overlay, sedangkan dalam penentuan prioritas upaya mitigasi dilakukan dengan metode AHP (Analytical Hierarchy Process). Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa Kecamatan Bumiaji merupakan salah satu kecamatan di Kota Batu yang termasuk kedalam daerah rawan bencana tanah longsor. Pemetaan daerah rawan bencana longsor yang dilakukan dengan overlay 4 paramaeter peta curah hujan, jenis tanah, penggunaan lahan dan kelerengan menghasilkan klasifikasi daerah rawan bencana longsor. Daerah dengan kerawanan rendah seluas 24,2 %, sedang seluas 37,7 %, tinggi seluas 35,3 % dan sangat tinggi seluas 2,8% dari total Kecamatan Bumiaji. Prioritas utama mitigasi bencana yang sesuai dengan karakteristik wilayah Kecamatan Bumiaji adalah pemetaan daerah rawan bencana, kemudian dilanjutkan dengan pendidikan dan pelatihan SDM, pembuatan prediksi bencana, pembuatan jalur dan rambu evakuasi dan pembentukan satuan tugas.