Pidato Pelantikan Joko Widodo sebagai Presiden Republik Indonesia Ke-X: Kajian Wacana Kritis Norman Fairclough
Abstract
Penelitian ini menganalisis pidato pelatikan Joko Widodo sebagai Presiden Republik Indonesia ke-X menggunakan kajian analisis wacana kritis Norman Fairclough. Analisis wacana kritis memandang muatan wacana tidak pernah netral, melainkan digunakan sebagai sarana untuk memproduksi dan mereproduksi makna oleh subjek untuk kepentingan tertentu. Pada pidato Presiden Joko Widodo terdapat ideologi-ideologi yang tersusun rapi dalam bahasa yang berguna untuk melegitimasi kekuasaannya dan mengendalikan perilaku seseorang atau kelompok. Teori analisis wacana kritis Norman Fairclough digunakan untuk memahami wacana, yang membagi analisis wacana menjadi tiga dimensi: teks, praktik wacana, dan praktik sosial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: 1) Apa saja dimensi teks dalam Pidato Pengukuhan Joko Widodo sebagai Presiden ke-X Republik Indonesia; (2) Bagaimana praktik diskursif dalam Pidato Pelantikan Joko Widodo sebagai Presiden Republik Indonesia ke-X; (3) Bagaimana praktik sosiokultural dalam Pidato Pelantikan Joko Widodo sebagai Presiden Republik Indonesia ke-X. Desain penelitian ini adalah kualitatif. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough. Hasil penelitian ini mendeskripsikan: (1) Dimensi teks dalam wacana Pidato Pelantikan Joko Widodo sebagai Presiden ke-X Republik Indonesia; (2) Praktik diskursif dalam wacana Pidato Pelantikan Joko Widodo sebagai Presiden Republik Indonesia ke-X; (3) Praktik sosial budaya dalam wacana Pidato Pelantikan Joko Widodo sebagai Presiden Republik Indonesia ke-X.