Efek Air Kelapa Hijau (Cocos Nucifera Linn Var. Viridis) Sebagai Obat Kumur Terhadap Perubahan pH Saliva Anak Usia 12 Tahun
Abstract
Latar belakang: Masalah utama kesehatan gigi dan mulut pada anak ialah karies gigi. Karies gigi merupakan suatu penyakit yang kompleks, yang diawali dengan adanya asam yang akan menghancurkan mineral-mineral gigi. Asam yang diproduksi mempengaruhi mineral gigi sehingga menjadi sensitif pada pH rendah. Ketika pH turun menjadi di bawah 5,5, proses demineralisasi menjadi lebih cepat dari remineralisasi. Hal ini menyebabkan lebih banyak mineral gigi yang luluh dan membuat lubang pada gigi. Berbagai upaya dilakukan untuk mengurangi masalah gigi ini dengan meningkatkan pH saliva yang bersifat asam. Salah satu cara yang digunakan adalah kontrol plak yaitu secara mekanik dan kimiawi Tujuan: Mengetahui efek penggunaan air kelapa hijau (Cocos nucifera Linn Var. Viridis) sebagai obat kumur terhadap pH saliva anak usia 12 tahun. Metode: Penelitian ini menggunakan eksperimental laboratoris dengan rancangan Pretest-Posttest Eksperimental : Controlled-Group Design dengan metode purposive sampling di Pondok pesantren Nurul Islam Jember sebanyak 27 orang. Hasil dan Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah berkumur dengan air kelapa hijau (Cocos nucifera Linn Var. Viridis) terdapat perubahan yaitu terjadi penurunan pH saliva anak usia 12 tahun.
Kata Kunci: Perbedaan, pH Saliva, Air Kelapa Hijau, Chlorhexidine, Karies.
References
[2] Direktorat Jendral Pelayanan Medik, Direktorat Kesehatan Gigi. 1999. Profil Kesehatan Gigi Dan Mulut Di Indonesia Pada Pelita VI. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
[3] Rahayu, Y, C. 2013. Peran agen remin-eralisasi pada lesi karies dini. Jurnal kedokteran gigi unej. 10: 25-30.
[4] Suratri, M. A. Y., T. A Jovina, dan I. T. I Tjahja. 2017. Pengaruh (pH) Saliva ter-hadap Terjadinya Karies Gigi pada Anak Usia Prasekolah. Buletin Penelitian Kesehatan. 45: 241-248.
[5] Nainggolan, S, J., N, Anjelina. 2016. Gambaran pH saliva terhadap karies gigi pada siswa/i kelas iv sd negeri 065015 kemenangan tani medan tuntungan. Jurnal ilmiah PANNMED. 11: 74-76.
[6] Wirawan, E., S. Puspita. 2017. Hubungan pH saliva dan kemampuan buffer dengan dmf-t dan def-t pada periode gigi bercam-pur anak usia 6-12 tahun. Insisiva Dental Journal. 6: 25-30.
[7] Penda, P. A. C., S. H. M. Kaligis, Juliatri. 2015. Perbedaan indeks plak sebelum dan sesudah pengunyahan buah apel. Jurnal e-GiGi (eG). 3: 380-386.
[8] Candra, M. W., S. H. R. Ticoalu, Juliatri. 2015. Gambaran kebersihan mulut dan karies gigi pada vegetarian lacto-ovo di ju-rusan keperawatan universitas klabat air-madidi. Jurnal e-GiGi(eG). 3:115-120.
[9] Ristianti, N., J. Kusnanta, dan Marsono. 2015. Perbedaan efektifitas obat kumur herbal dan non herbal terhadap akumu-lasi plak di dalam rongga mulut. Medali Jurnal. 2: 31-36.
[10] Tarigan, R. 2015. Karies gigi edisi 2. Ja-karta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
[11] Gurgan, CA., Zaim. E. Bakirsoy. dan I. Soykan. 2006, Short- term side effects of 0,2 alcohol free chlorhexidine mouth rinse used as an adjunct to non periodontal treatment: a double- blind clinical study. J Periodontal. 7:370-384
[12] Kurniah. 2012. Uji daya hambat air kelapa hijau (Cocos Nucifera linn varietas. Viridis) terhadap Beberapa bakteri patogen. Skripsi. Makassar: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin.
[13] Runtunuwu, S. D,. 2011. Kandungan kimia daging dan air buah sepuluh tetua kelapa dalam komposit. Buletin palma. 12: 58-61.
[14] Kasuma, N. 2015. Fisiologi dan Patologi Saliva. Padang: Andalas University Press.
[15] Rahmawati, I., F. Said, S. Hidayati. 2015. Perbedaan pH saliva antara sebelum dan sesudah mengkonsumsi minuman ringan. Jurnal skala kesehatan. 6(1).
[16] Haryani, W., I. Siregar, dan L. A. Ratnan-ingtyas. 2016. Buah mentimun dan tomat meningkatkan derajat keasaman (pH) sa-liva dalam rongga mulut. Jurnal riset kesehatan. 5: 21-24.
[17] Joyston., dan Edwina. 2013. Dasar-Dasar Karies Penyakit dan Penanggulangann-ya. Jakarta: EGC.
[18] Hervina. 2015. Peningkata pH saliva setelah berkumur ekstrak teh hijau 3% selama tiga menit. Interdent jkg. 11: 1-5.
[19] Kusumawardani, C., M. A. Leman, C. N. Mintjelungan. 2017. Pengaruh air kelapa terhadap peningkatan pH saliva. Jurnal e-GiGi(Eg). 5: 35-39.
[20] Prasetyo, E. A. 2005. Keasaman minu-man ringan menurunkan kekerasan per-mukaan gigi. Majalah Kedokteran Gigi (Dent.J). 38: 60-63.
[21] Puspita. K. Y. 2014. Pengaruh Chlorhexi-dine Gluconate 0,12% Terhadap Keber-hasilan Perawatan Periimplantitis Mucosi-tis. Skripsi. Denpasar: Fakultas Kedokter-an Gigi Universitas Mahasaraswati.
[22] Santioso., R. Juliasari. 2014. Efektivitas Berkumur Chlorhexidine 0,2% Terhadap Peningkatan pH Saliva dan Kapasitas Buffer Saliva. Skripsi. Padang: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Andalas.
[23] Partana, C. F. 2008. Seri IPA Kimia 1 SMP Kelas VII. Bogor: Quadr
e-Journal Pustaka Kesehatan has CC-BY-SA or an equivalent license as the optimal license for the publication, distribution, use, and reuse of scholarly work. Authors who publish with this journal retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.