Japanese Bunker Banyuwangi Left As A Laboratory For Learning History
Abstract
There are many Japanese bunkers in Banyuwangi Regency, one of which is in Blimbingsari District. Bunkers have not been recorded and used as a source for historical knowledge. Considering that the goal of this study is (1) list the Japanese bunkers in Bimbingsari, Banyuwangi Regency, and (2) explain how they are used as a history learning lab. The descriptive-analytical research methodology was employed.. Information supplied through surveys, interviews, and literature reviews. A spatial method of data analysis was used. A scientific method is used when using bunkers in the educational process. According to the findings of the research, six bunkers with the designations BLB-BM 01, BLB-BM 02, BLB-BM 03, and BLB-BM 04 that are situated in Pantai Ria, Bomo Village, Blimbingsari, and Banyuwangi.
Keywords: Bunker, Japan, Laboratory, Education, History
References
Abdulah, Taufik. (1985). “Pembinaan Kesadaran dan Penjernian Sejarah” Dalam Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pemikiran Tentang Pembinaan Kesadaran Sejarah. Jakarta: Direktorat sejarah dan nilai tradisional, Poyek pembinaan kesadara sejarah dan penjernian sejarah.
Aji, R & M. Hidayat. (2021). Banyualit Pelabuhan Internasional lan Benteng Kerajaan Belambangan. Balai bahasa Jawa Timur: Lontar Using.
Bangkit, P. S. (2017). Studi Bunker Jepang Di Lumajang Tahun 1942-1945. Avatara E-Journal Pendidikan Sejarah 5 (1): 14-58.
Budhiman, A. (1992). Benteng Menara Abad XIX di Pulau Bidadari, Perairan Teluk Jakarta (Tinjauan Bentuk dan Fungsi). Universitas Indonesia.
Chawari, M. (2015). Model Pertahanan Jepang Dikabupaten Lumajang dan Jember, Jawa Timur: Tipologi dan Arah Sasaran. Jurnal Berkala Arkeologi 35 (2): 163-178.
Depdiknas. (2004). Pedoman merancang sumber belajar. Jakarta: Depdiknas.
Harkantiningsih, N. (2014). Pengaruh Kolonial Di Nusantara. Kalpataru Majalah Arkeologi 23 (1): 1-80.
Hamalik, O. (2004). Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara: Jakarta.
Made Ermawati, Wayan Mudana, Made Oka Purnawati, (2019). Gua Jepang Di Desa Banjarangkan Klungkung, Bali Sebagai Sumber Belajar Sejarah Di SMA. Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah,Vol 7(3): 1-9.
Marihandono, D. (2008). Perubahan Peran Dan Fungsi Benteng Dalam Tata Ruang Kota. Wacana Journal of the Humanities of Indonesia 10 (1): 14460.
Miskawi, I., Kadek Y. & W. Demas. (2016). Model Pengembangan Pariwisata Budaya Berbasis Peninggalan Cagar Budaya Di Kapupaten Banyuwangi. Banyuwangi: Bappeda Banyuwangi.
Miskawi & Abdul Shomad. (2021). Model Pengembangan Bungker Jepang Sebagai Destinasi Wisata Sejarah Di Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi. Jurnal Candra Sangkala 3 (2): 42-54.
Nazir, Moh. (2003). Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Poesponegoro, M. J. (2009). Sejarah Nasional Indonesia VI: Zaman Jepang Dan Zaman Republik. Cet.3. Edisi Pemutakhiran. Jakarta: Balai Pustaka.
Pahrudin, A. & D. P. Dona. (2019). Pendekatan Saintifik dalam Implementasi Kurikulum 2013. Lampung: Pustaka Ali Imron.
Paisley, K., dkk. (2008). Student Learning in Outdoor Education: A Case Study from the National Outdoor Leadership School. Journal of Experimental Education 30 (3): 201-222.
Sumaatmadja, N. (1988). Studi Geografi: Suatu pendekatan dan Analisa Keruangan. Bandung: Alumni.
Sanaky. (2009). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safira Insania Press.
Winersburg, sam. (2006). Berfikii Historis Memetakan Masa Depan, Mengajarkan Masa Lalu. Jakarta: Yayasan Obor indonesia.