BANJIR BANDANG DI KODYA SEMARANG TAHUN 1990 (THE MUNICIPALITY OF SEMARANG IN 1990)
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan, menganalisis dan mengungkap bencana banjir bandang di Kodya Semarang pada tahun 1990. Dalam penggarapannya metode ini menggunakan sejarah lingkungan dengan memanfaatkan sumber-sumber yang di dapat baik tertulis maupun lisan, yang berkaitan dengan topik bahasan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bencana banjir bandang mencerminkan rusaknya keseimbangan lingkungan khususnya di Kodya Semarang yang dimana kejadian akibat rusaknya lingkungan dari arah gunung pati, dan juga rusaknya hutan lindung yang berubah menjadi hutan produksi sehingga sistem vegetasi tidak mampu menyerap air ketika hujan. Perubahan lingkungan tersebut bisa dilihat dari kondisi ekologis, demografis, ekonomi, dan sosial budaya yang ada di Kodya Semarang. Proses terjadinya banjir bandang tidak serta merta datang begitu saja curah hujan tinggi yang berkepanjangan, sistem topografi, kapasitas volume air yang tidak cukup menampung air bah. Sehingga banjir meluluh-lantakkan pemukiman warga pada Jum’at dinihari 26 Januari 1990. Dampak banjir bandang tidak hanya terletak pada dampak ekonomi saja, melainkan berdampak pada kondisi sosial masyarakat Semarang. Beberapa daerah yang terkena dampak banjir bandang di Semarang meliputi, komplek Sampangan dan Bongsari yang paling parah. Bencana banjir bandang mengundang respons dan tanggapan dari pemerintah dan masyarakat untuk segera mengatasi bencana tersebut dan dapat meringankan beberapa para korban banjir.
Kata Kunci : Lingkungan, Banjir Bandang, Semarang ABSTRACT
This study is aimed to describe, analyze and uncover the flood disaster in the Municipality of Semarang in 1990. In executing the research, the study uses the historical method by utilizing resources that can be either written or oral, relating to the topic. The results of this study indicate that the flood disaster reflected the damage of environmental balance, especially in the Municipality of Semarang where the incident took place due to the damage of environment from Pati Mountain. It was also clue to the destruction of protection forest which turned into production forest, thus the vegetation system cannot absorb water when it rains. The changes in environment, be seen from ecologic condition, demographic, economic, and social culture in the Municipality of Semarang. The process of flood did not suddenly come. Because of high rainfall, topography system, and the capacity of water volume which is not enough
to accommodate the flood, the flood destroyed the residential area on Friday morning January 26th, 1990. The impacts of the flood were not only in the economic but also on the social conditions of Semarang people. Some of the areas affected by floods in Semarang include, Sampangan residence and Bongsari was the most severe. Flood disaster provoked responses from the government and society to immediately overcome the disaster and can ease the burden of the flood victims.
Keywords: environment, floods, Semarang
Penulis yang mengusulkan naskahnya untuk dapat diproses penerbitannya pada Pustaka Budaya dianggap telah menyetujui beberapa hal sebagai berikut:
1. Penulis tidak dapat menarik naskah yang telah usulkan untuk diproses hingga mendapat jawaban dari Ketua Dewan Penyunting atas status naskah artikel ilmiahnya (diterima atau ditolak untuk diterbitkan).
2. Penerbit tidak bertanggung jawab terhadap kasus plagiasi atas artikel yang terbit pada Pustaka Budaya.
3. Penerbit tidak bertanggung jawab atas data dan isi dari artikel yang diterbitkan pada Pustaka Budaya, dan sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis.
4. Penulis yang artikelnya diterbitkan pada Publika Budaya menyetujui lisensi berikut:
Publika Budaya by University of Jember is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.