Pemodelan Spasial dan Prioritas Penanggulangan Luapan Banjir Sungai di Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember
Abstract
Kabupaten Jember merupakan salah satu dari beberapa wilayah di Provinsi Jawa Timur yang rawan terhadap bencana banjir. Menurut Data dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI) Tahun 2016, banjir yang telah terjadi di Kabupaten Jember memiliki presentase kejadian tertinggi sebesar 48,81% dari kejadian bencana lainnya. Berdasarkan buku Pengenalan Karakteristik Bencana dan Upaya Mitigasinya di Indonesia, kejadian bencana tetap menunjukkan peningkatan baik intensitasnya maupun dampak kerugiannya, maka dari itu upaya‐upaya pengurangan bencana harus tetap dilakukan dan selalu ditingkatkan. Data riwayat kejadian banjir pada beberapa daerah yang memiliki karakteristik perkotaan yang hampir sama dengan kawasan penelitian memiliki kecenderungan mengalami permasalahan dan kerugian yang sama akibat banjir yang berpotensi terjadi beberapa waktu mendatang di Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember. Fenomena seperti ini juga menjadi ancaman sekaligus tantangan dalam pembangunan perkotaan kususnya di Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember. Pengelolaan yang tidak dilakukan dengan bijak justru akan menimbulkan dampak yang tidak diinginkan dan bahkan bisa merugikan banyak pihak. Banjir yang terjadi juga berdampak pada terhambatnya laju dan fungsi perkotaan guna melayani daerah di sekitarnya serta kerugian bagi pemeritah dan masyarakat. Hal ini menjadikan Kecamatan Kaliwates berpotensi banjir yang bisa terjadi sewaktu-waktu. Berdasarkan Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang Kabupaten Jember, Kecamatan Kaliwates, tidak termasuk di dalam kawasan rawan bencana banjir (Perda RTRW Kab. Jember 2015 – 2035). Hal tersebut mengakibatkan strategi penataan ruang yang ada di Perkotaan Kabupaten Jember kurang memperhatikan upaya pemanfaatan ruang yang berbasis penanggulangan bencana banjir. Berdasarkan kondisi tersebut di atas, perlu adanya pemodelan spasial menggunakan Raster Calculator guna mengetahui dampak genangan dan prioritas strategi penanggulangan bencana banjir menggunakan metode Analytical Hierarchy Process. Hasil dari pemodelan dapat diketahui bahwa luasan penggunaan lahan yang terdampak paling tinggi berupa pertanian dan bobot strategi prioritas penanggulangan bencana tertinggi adalah mitigasi, penyusunan dan uji coba rencana penanggulangan kedaruratan bencana, pengamatan gejala bencana, dan pelaksanaan penataan ruang.