ANALISIS MAKNA PADA PROSESI PERNIKAHAN ADAT JAWA “TEMU MANTEN” DI SAMARINDA: KAJIAN SEMIOTIKA ROLLAND BARTHES

  • Alda Soraya Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jember

Abstract

Makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis makna semiotika pada Pernikahan Adat Jawa “Temu Manten” di Samarinda. Jenis penelitian yang digunakan dalam adalah penelitian kualitatif interpretatif dan menggunakan metode penelitian semiotika, yaitu metode analisis untuk menelaah tanda dan makna yang ada pada objek yang diteliti berdasarkan fakta di lapangan mengenai prosesi perkawinan Pertemuan Adat Jawa di Samarinda. Data dikumpulkan melalui buku teks, referensi yang berkaitan dengan penulisan dan dokumentasi ini. Berdasarkan hasil pembahasan diketahui bahwa Prosesi Temu Adat Jawa di Samarinda memiliki makna yang sangat dalam baik bagi calon pengantin maupun keluarga. Dalam prosesi ini tampak bahwa laki-laki lebih dominan dalam perkawinan daripada perempuan dan terdapat mitos yang dikemukakan oleh Roland Barthes bahwa mitos tersebut ada tetapi belum tentu benar, dan dalam prosesi tersebut manten bertemu dengan mitos karya Roland Barthes itu. Menurut kepercayaan masyarakat Jawa, usai melaksanakan prosesi pernikahan Temu Manten, rumah tangga kedua mempelai akan rukun. Namun, saat ini bagi masyarakat awam telah berkurang yang masih menggunakan prosesi ini, karena pelaksana acara tidak mau repot dengan segala syarat yang ada untuk melaksanakan prosesi ini. Namun demikian, masih banyak masyarakat yang menganjurkan diadakannya upacara Temu Manten dan tidak meninggalkan tradisi yang harus dilestarikan, terutama bagi masyarakat yang berada di luar Jawa.
Kata kunci: gathering manten, perkawinan adat, semiotika

Published
2020-10-01
How to Cite
SORAYA, Alda. ANALISIS MAKNA PADA PROSESI PERNIKAHAN ADAT JAWA “TEMU MANTEN” DI SAMARINDA: KAJIAN SEMIOTIKA ROLLAND BARTHES. UNEJ e-Proceeding, [S.l.], p. 548-555, oct. 2020. Available at: <https://jurnal.unej.ac.id/index.php/prosiding/article/view/20017>. Date accessed: 19 apr. 2024.