ANALISIS KANDUNGAN PROLIN TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptana Poir), BAYAM (Amaranthus spinosus), Dan Ketimun (Cucumis sativus L.)
Abstract
Abstract. Suatu respons fisiologi yang cukup penting ialah kemampuan tanaman mempertahankan tekanan turgor dengan menurunkan potensial osmotik sebagai mekanisme toleransi terhadap cekaman kekeringan. Dalam proses penyesuaian osmosis, senyawa-senyawa terlarut yang biasa diakumulasi ialah gula dan asam amino terutama prolina (Girousse et al. 1996). Secara umum kadar prolina daun mengalami peningkatan akibat cekaman kekeringan. Kekurangan air pada tanaman dapat menghambat laju fotosintesis, karena turgiditas sel penjaga stomata akan menurun. Perlakuan analisis kandungan prolin pada jaringan tanaman ini yang memiliki kandungan prolin terbesar pada tanaman bayam (Amaranthus spinosus) sebesar 30,28; kemudian disusul dengan tanaman ketimun (Cucumis sativus, L) sebesar 27,01 dan yang terkecil kandungannya pada tanaman kangkung (Ipomoea reptana Poir). Dalam analisis kandungan prolin bahwa tanaman yang tergolong C3 yaitu pada tanaman kangkung (Ipomoea reptana Poir) dan ketimun (Cucumis sativus, L); sedangkan untuk tanaman C4 pada tanaman bayam (Amaranthus spinosus).
Key Words : Kandungan Prolin tanaman kangkung (Ipomoea reptana Poir), bayam (Amaranthus spinosus) , dan ketimun (Cucumis sativus L.)