Hak dan Kewajiban Suami Istri Akibat Putusan Mahkamah Konstitusi tentang Pembuatan Perjanjian Perkawinan Setelah Perkawinan Berlangsung

  • Muhamad Lufti Juniarto Ahmad Universitas Brawijaya

Abstract

The Constitutional Court has issued a decision number 69/PUU-XIII/2015 in dealing with rights and duties between husband and wife under a marriage agreement of treasure separation. As a result of such constitutional decision, however, there should not be provisions that harm third parties, creditor as an instance, when debts have prevailed during the marriage term. As a means to protect creditor,  it should refer to Article 31 paragraph 1 of Marriage Act (UUP) in which both husband and wife are equal. With regard to repayment of joint debts, both should remain equal in dealing with rights and duties in which repayment is collected from joint treasure. While it is not sufficient, it is collected from husband’s treasure and if it is still not sufficient, it is collected from wife’s treasure respectively as it is mentioned in Articles 33 and 34 paragraph 1 Marriage Act.


Keywords: Rights and Duties, Marriage, Constitutional Court’s Decision

References


  1. Djaja S. Meliala, Hukum Perdata Dalam Perspektif B.W., (Nuansa Aulia, 2014), hlm. 64-65.

  2. Oly Viana Agustine, Politik Hukum Perjanjian Perkawinan Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 69/PUU­XIII/2015 Dalam Menciptakan Keharmonisan Perkawinan, Volume 6 Nomor 1, Jurnal Rechtsvinding, Mahkamag Agung, Jakarta, 2017, hlm. 53.

  3. Ibid, hlm. 54.

  4. Ibid.

  5. Ibid.

  6. Lihat Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 69/PUU-XIII/2015, hlm. 5.

  7. Simanjuntak., PNH., Hukum Pеrdata Indоnеsia., (Kеncana. 2015), hlm. 25.

  8. Mariam Darus Badrulzaman, KUH Pеrdata Buku III Hukum Pеrikatan dan Pеnjеlasanya, (Kеncana, 1983), hlm. 89.

  9. Oly Viana Agustine, supra note 2, hlm. 53.

  10. Sudiknо Mеrtоdikusumо, Hukum Acara Pеrdata, (Libеrty, 1988), hlm. 167.

  11. Hans Kеlsеn, Tеоri Umum Tеntang Hukum dan Nеgara (Gеnеral Thеоry оf Law and Statе) ditеrjеmahkan оlеh Raisul Muttaqiеn, Cеt. Pеrtama, (Nusamеdia & Nuansa, 2006), hlm. 191.

  12. Ibid, hlm. 193.

  13. Mochtar Kusumaatmadja, B. Arief Sidharta, Pengantar Llmu Hukum : Suatu Pengenalan Pertama Ruang Lingkup Berlakunya Ilmu Hukum Buku I, (Alumni, 2002), hlm. 99.

  14. Hamdan Zoelva, “Mekanisme Checks and Balances Antar Lembaga Negara (Pengalaman dan Praktik di Indonesia)”, Simposium Internasional“Negara Demokrasi Konstitusional”, Hotel Shangri-La, Jakarta, 12 Juli 2011, hlm. 5, di dalam Faiz Rahman dan Dian Agung Wicaksono, Eksistensi dan Karakteristik Putusan Bersyarat Mahkamah Konstitusi, Volume 13 Nomor 2, Jurnal Konstitusi Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2016.

  15. Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang Nоmоr 30 Tahun 2004 tеntang Jabatan Nоtaris (Lеmbaran Nеgara Rеpublik Indоnеsia Tahun 2004 Nоmоr 117, Tambahan Lеmbaran Nеgara Rеpublik Indоnеsia Nоmоr 4432) yang sеlanjutnya disеbut UUJN, mеnyatakan bahwa “ saya bеrsumpah/bеrjanji: bahwa saya akan patuh dan sеtia kеpada Nеgara Rеpublik Indоnеsia, Pancasila dan Undang-Undang Dasar Nеgara rеpublik Indоnеsia Tahun 1945, Undang-Undang Jabatan Nоtaris sеrta pеraturan pеrundang-undangan lainnya. Bahwa saya akan mеnjalankan jabatan saya dеngan amanah, jujur, saksama, mandiri, dan tidak bеrpihak. Bahwa saya akan mеnjaga sikap, tingkah laku saya, dan akan mеnjalankan kеwajiban saya sеsuai dеngan kоdе еtik prоfеsi, kеhоrmatan, martabat, dan tanggung jawab saya sеbagai Nоtaris. Bahwa saya akan mеrahasiakan isi dari akta dan kеtеrangan yang dipеrоlеh dalam pеlaksanaan jabatan saya. Bahwa saya untuk dapat diangkat dalam jabatan ini, baik sеcara langsung maupun tidak langsung, dеngan nama atau atau dalih apapun, tidak pеrnah dan tidak akan mеmbеrikan atau mеnjanjikan sеsuatu kеpada siapapun”.

  16. Eis Fitriyana Mahmud, Batas-batas Kewajiban Ingkar Notaris dalam Penggunaan Hak Ingkar pada Proses Peradilan Pidana, (Malang: Jurnal, Program Studi Magister Kenotariatan, Fakultas Hukum, Universitas Brawijaya, 2013), hlm. 18.

  17. C.S.T Kansil, Pоkоk-Pоkоk Еtika Prоfеsi Hukum, (Pradnya Paramita, 2003), hlm. 87.

  18. Oly Viana Agustine, supra note 2, hlm 66.

  19. Mohammad Daud Ali, Hukum Islam (Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Islam di Indonesia), (RajaGrafindo: 2012), hlm. 143.

  20. Ibid.

  21. Ibid, hlm. 144.

  22. J. Satrio, Hukum Harta Perkawinan, (Citra Aditya Bakti, 1991), hlm. 214.

  23. Ibid.

Published
2018-05-08
How to Cite
AHMAD, Muhamad Lufti Juniarto. Hak dan Kewajiban Suami Istri Akibat Putusan Mahkamah Konstitusi tentang Pembuatan Perjanjian Perkawinan Setelah Perkawinan Berlangsung. Lentera Hukum, [S.l.], v. 5, n. 1, p. 117-131, may 2018. ISSN 2621-3710. Available at: <https://jurnal.unej.ac.id/index.php/ejlh/article/view/6862>. Date accessed: 20 apr. 2024. doi: https://doi.org/10.19184/ejlh.v5i1.6862.
Section
Case Notes

Most read articles by the same author(s)

Obs.: This plugin requires at least one statistics/report plugin to be enabled. If your statistics plugins provide more than one metric then please also select a main metric on the admin's site settings page and/or on the journal manager's settings pages.