Peningkatan Kemampuan dan Kemandirian Pengentasan Stunting melalui Pemberdayaan Petani Desa Sukogidri Kecamatan Ledokombo Jember
Abstract
Angka stunting di Kabupaten Jember cukup tinggi di Propinsi Jawa Timur. Desa Sukogidri merupakan salah satu desa penyumbang stunting di Kabupaten Jember. Secara umum, kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk membantu menyukseskan program pemerintah dalam menurunkan angka stunting di Kabupaten Jember, dengan tujuan khusus antara lain untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan stunting dan bahayanya, meningkatkan pengetahuan tentang pencegahannya serta meningkatkan kemandirian untuk pengentasan stunting dengan melatih tentang penanaman sistem hidroponik. Solusi yang diberikan oleh tim pelaksana pengabdian berupa kegiatan pendidikan dan penyuluhan serta pelatihan penyiapan menu sehat. Selain itu juga transfer pengetahuan tentang penanaman sistem hidroponik dan pemberian sistem hidroponik yang dapat digunakan untuk menyediakan bahan pangan yang sehat. Di akhir kegiatan pengabdian dilakukan pembentukan model keluarga sadar gizi (KADARZI) yang dapat secara mandiri mengenali dan mengelola masalah-masalah gizi anggota keluarganya melalui upaya menimbang berat badan secara teratur, memberikan air susu ibu (ASI) eksklusif, mengkonsumsi makanan beraneka ragam, menggunakan garam beryodium serta mengkonsumsi suplemen gizi yang sesuai dengan anjuran.
Kata Kunci: stunting, gizi, kadar gizi, Sukogidri
The prevalence of stunting in Jember Regency is quite high. Sukogidri village is one of the stunting contributing villages in Jember. In general, this public service activity aimed to support the government program to reduce stunting rates in Jember Regency and the specific objectives including increasing public awareness about stunting and its danger to health condition, increasing knowledge about prevention of stunting and increasing independence to alleviate stunting by training on planting hydroponic system and healthy menu preparation. The solution is provided by the service team including education and counseling activities, and training of healthy menu preparation. In addition, there was also transfer of knowledge about the planting of hydroponic system and the provision of hydroponic system that can be used to provide healthy food. At the end of the service activity, the team has developed the nutritionally aware family (KADARZI) model that can independently recognize and manage nutritional problems of family members by weighing regularly, provide exclusive breast feeding (ASI), consume diverse foods, use iodized-salt and consume supplements as recommended.
Keywords: stunting, nutritionally aware family model, Sukogidri
References
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Cegah stunting dengan perbaikan pola makan pola asuh dan sanitasi. online (http: www.depkes.go.id/article/view/18040700002/cegah-stunting-dengan-perbaikan-pola-makan-pola-asuh-dan-sanitasi-2-html).
Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. Direktorat Bina Gizi Masyarakat. Departemen Kesehatan. Pedoman Strategi KIE Keluarga Sadar Gizi (KADARZI). (Jakarta: Direktorat Bina Gizi Masyarakat, 2007).
Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Jember. "Kemenkes support Jember komitmen turunkan angka balita stunting". (2018), online:
Kementerian Desa, Pembagunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Buku saku desa dalam penanganan stunting. (Jakarta: Kementerian Desa, Pembagunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, 2017)
Komisi Ilmiah Badan Litbang Kesehatan. rancangan Agenda Riset Kesehatan Nasional 2013-2018. Rapat Kerja Badan Penelitian Pengembangan Kesehatan. (Jakarta: Komisi Ilmiah Badan Litbang Kesehatan, 2013).