Optimalisasi Pertunjukan Festival Kampung Langai Melalui Pelatihan Sistem Tata Kelola dan Kerja Kreatif
Abstract
Pada tahun 2015, berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 131, Kabupaten Situbondo ditetapkan sebagai daerah tertinggal. Faktor penyebab utamanya adalah rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Dalam kondisi yang krisis, terdapat beberapa kelompok anak muda kreatif yang tergabung dalam beberapa komunitas seni, secara konsisten mereka membangun gerakan kebudayaan melalui kegiatan Festival Kampung Langai (FKL). FKL mempunyai harapan besar dalam mengembangkan potensi lokal (seni dan budaya) masyarakat Situbondo. Secara khusus kegiatan ini diharapkan dapat berkontribusi nyata terhadap masyarakat sekitar. Saat ini FKL telah memasuki tahun ke-4, namun masih banyak permasalahan yang terjadi di lapangan seperti, lemahnya sistem tata kelola pertunjukan, tidak adanya manajemen kerja kreatif (artistik) serta belum ada pengembangan konten yang bersifat lokal. Berdasarkan beberapa permasalahan itulah program pengabdian pemula ini dilaksanakan. Adapun beberapa kegiatan pengabdian yang dilakukan antara lain 1) Pelatihan tentang pengembangan pengetahuan, keterampilan dan keahlian dalam bidang sistem tata kelola pertunjukan berbasis festival secara metodis yang nantinya dapat mengembangkan proses kreatif dalam acara FKL.; 2) Pelatihan tentang pendalaman seni dalam wilayah kerja kreatif. Mencakup pelatihan teknis dan konseptual tentang proses kreatif penggarapan karya seni. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa melalui kegiatan pelatihan tentang sistem tata kelola dan kerja kreatif, FKL ke-4 telah mengalami beberapa peningkatan seperti sistem tata kelola seni berbasis komunitas dan masyarakat yang lebih baik, pengembangan konten pertunjukan yang lebih variatif dan mengarah pada revitalisasi seni tradisi masyarakat serta meningkatnya apresiasi masyarakat.
Kata kunci: optimalisasi, festival Kampung Langai, tata kelola, kerja kreatif