Pengelolaan Faktor Risiko Secara Komprehensif Sebagai Upaya Pencegahan Skabies Santri Pesantren NURIS Jember
Abstract
Santri pondok pesantren merupakan komunitas berisiko tinggi terserang skabies karena kepadatan dan kontak erat penghuninya. Santri yang terserang mengalami gatal, sulit tidur di malam hari, sampai dengan infeksi sekunder sehingga mengganggu proses belajar. Penyakit ini disebabkan sanitasi lingkungan dan hygiene personal yang buruk akibat pengetahuan santri tentang penyakit terbatas. Pesantren selalu menekankan upaya menjaga kebersihan lingkungan, yang tanpa kesadaran santri tidak akan berjalan optimal. Sehingga perlu dilaksanakan upaya komprehensif dengan fokus peningkatan pengetahuan santri tentang hidup sehat, sehingga timbul kesadaran untuk merubah perilaku menjaga kebersihan lingkungan dan pribadi. Metode kegiatan terdiri dari identifikasi, pendataan dan pengobatan santri penderita skabies, pemberian penyuluhan mengenai penyakit dan pencegahannya termasuk perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), pelatihan wakil santri, pelatihan pembuatan sabun belerang, dan pendampingan perbaikan kebersihan lingkungan ponpes. Kegiatan ini dilaksanakan bulan September-November 2020 di pesantren Nurul Islam (Nuris) Kelurahan Antirogo Kecamatan Sumbersari Jember. Sasaran kegiatan ini adalah santri Madarasah tsanawiyah (MTs), SMA, santri yang tergabung pada kegiatan ekstrakurikuler PMR, serta pengasuh ponpes. Hasil akhir kegiatan ini berupa turunnya angka kasus skabies, peningkatan pengetahuan dan sikap santri, tersedianya produk sabun belerang, terdapat wakil santri yang terlatih mendeteksi dan memberiksan penangan awal kasus skabies ringan, dan adanya rekomendasi kepada pengasuh terkait peningkatan sanitasi dan kebersihan lingkungan pondok.
References
Golant, A. K., & Levitt, J. O. "Skabies: a review of diagnosis and management based on mite biology" (2012) 33:e1-e12 Pediatr Rev 2
Handayani. "Hubungan Antara Praktik Kebersihan Diri dengan Kejadian Skabies di Pondok Pesantren Nihayatul Amal Waled Kabupaten Cirebon" (2007) Universitas Diponegoro
Hay, R.J., Steer, A.C., Engelman, D., & Walton, S. "Skabies in the Developing World—Its Prevalence, Complications, and Management. Clinical Microbiology and Infection, Volume 18, Issue 4, 10.1111/j.1469-0691.2012.03798.x
Notobroto. Faktor Sanitasi Lingkungan yang Berperan terhadap Prevalensi Penyakit Skabies. (Surabaya: FKM Unair, 2009)
Setyowati, D., & Wahyuni. "Hubungan Pengetahuan Santriwati Tentang Penyakit Skabies dengan Perilaku Pencegahan Penyakit Skabies di Ponpes" (2104) II:2 Gaster
Sutejo, I.R., & Rosyidi, V. A. "Penerapan Teknologi Tepat Guna Pembuatan Sabun Belerang Menurunkan Jumlah Kasus Skabies Santri Nurul Qarnain Sukowono Jember" (2016) 12:1 Ikesma 98
Walton, S. F. & Bart, J. C. "Problems in diagnosing skabies, a global disease in human and animal population" (2007) 20:2 Jurnal Clinical Microbiology Reviewers 268
Widiasih, D. A., & Budiharta, S. Epidemiologi zoonosis di Indonesia. (Yogyakarta: Gadja Mada University Press, 2012)
Zaelany, A. I., Srisurani, I., & Sutejo, I.R. "Perbandingan Efektivitas Sabun Sulfur 10% dengan Salep 2-4 sebagai Pengobatan Tunggal dan Kombinasi pada Penyakit Skabies" (2017) 3:3 Journal of Agromedicine and Medical Sciences