Perkiraan Potensi Gas Metana di TPA Tegalasri Wlingi dengan IPCC Waste Model dengan Metode Tier-1 First Order Decay
Abstract
Gas metana yang dihasilkan di TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) sangat perlu dikendalikan karena memiliki potensi pemanasan global jauh lebih besar daripada CO2 dan dapat menyebabkan kebakaran atau ledakan di TPA. Di sisi lain, gas metana memiliki potensi energi sebagai bahan bakar gas. Studi ini bertujuan untuk menunjukkan langkah-langkah untuk memperkirakan besarnya potensi gas metana di suatu TPA. Metode yang digunakan adalah First Order Decay yang diaplikasikan pada IPCC Waste Model. Kuantitas sampah, komposisi sampah, dan besaran-besaran penting lainnya pada studi ini diperkirakan dari analisis data-data sekunder yang kredibel. Untuk itu, digunakan pendekatan Tier-1 pada IPCC Waste Model yaitu memadukan nilai-nilai besaran dari data sekunder dengan nilai-nilai default yang paling sesuai dengan kondisi geografis TPA yang menjadi sasaran. TPA Tegalasri di Kabupaten Blitar dipilih sebagai sasaran studi ini karena kedekatan karakteristik sampahnya dengan karakteristik sampah yang menjadi basis untuk Indonesia pada IPCC Waste Model. Hasil studi ini menunjukkan bahwa pada tahun 2019 potensi produksi gas metana di TPA Tegalasri diperkirakan sebesar 941.5 ton. Produksi gas metana itu diperkirakan terus meningkat dan mencapai puncaknya sebesar 1082.33 ton pada tahun 2032, yaitu setahun setelah jadwal ditutupnya TPA. Setelah itu, produksinya diperkirakan turun setelah TPA ditutup tapi terus berproduksi hingga lebih dari 20 tahun setelah penutupan TPA