The Intended Meaning of the Idiomatic Utterances Used in the Selected Speech of President Barack Obama in Addressing between the United States and Muslim Countries (Maksud yang Terkandung dalam Ungkapan-ungkapan Idiom yang Digunakan dalam beberapa Pilihan
Abstract
Pemakaian Idiom digunakan dalam berbagai situasi, yakni situasi informal dan formal dalam pidato. Adapun tujuan penelitian ini diantaranya untuk meneliti beberapa tujuan komunikasi pembicara dan maksud tersirat idiom pada ungkapan metafor yang digunakan oleh pembicara dalam berpidato. Selanjutnya, penelitian ini membahas tentang penggunaan ungkapan idiom secara lebih jauh dalam konsep metafor. Konsep tersebut digunakan untuk membahas tentang beberapa tujuan pembicara yang menghubungkan antara sistem pemahaman dan pengalaman pembicara tersebut di dunia nyata. Objek kajian dalam penelitian ini adalah transkrip pilihan dari pidato Obama yang membahas tentang hubungan Amerika dan negara-negara Muslim. Teori konsep metafor diaplikasikan untuk menggambarkan ungkapan-ungkapan yang digunakan oleh Obama, khususnya idiom, yang mengacu pada hubungan negara-negara tersebut. Ungkapan idiom ini menghasilkan maksud tersirat, oleh karena itu peninjauan tindak tutur tak langsung dari teori yang digagas oleh Searle (dalam Yule, 1996) serta pelanggaran maksim yang digagas oleh Grice (dalam Levinson, 1983) dipakai untuk mencapai maksud dan tujuan Obama dalam menyampaikan pidato di negara-negara Muslim tersebut. Selanjutnya, teori pelanggaran maksim diaplikasikan untuk mengetahui beberapa maksud ungkapan idiom Obama. Dengan demikian, kajian konsep metafor (Kövecses, 2002) dan dua teori pendukung tersebut dipakai dalam penelitian ini. Kajian penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk menggambarkan dan menafsirkan ungkapan idiom dalam pidato tersebut. Dalam hasil penelitian ini dibuktikan bahwa Obama banyak menggunakan ekspresi idiom dalam berpidato. Ungkapan-ungkapan idiom tidak hanya digunakan untuk memperhalus gaya berpidato Obama, namun juga untuk mengungkapkan secara tidak langsung tujuan-tujuan komunikasi Obama dalam menyampaikan pidato di negara-negara Muslim.
Kata Kunci: Idiom, Konsep metafor, Prinsip Koperatif, Pelanggaran maksim, Tindak tutur, Konteks situasi
Abstract
The use of idioms is applied in any situations, informal and formal situation of the speech. The aims of this research are to examine the speaker’s communicative purposes and implied meanings based on idiom in metaphorical expressions he used in delivering speech. Further, this research discusses more about the use of idiom in metaphorical concept. Such concept is used to treat the speaker’s intentions related to his perceptual system and experience with the real world. The transcripts of selected speech of Obama in addressing between the United States and Muslim countries are used as the objects. The theory of conceptual metaphor is applied to describe Obama’s idiomatic expressions to address the relationship between those countries. Since idioms generate intended meanings, the observations of indirect speech acts proposed by Searle (as cited in Yule, 1996) and maxims violation proposed by Grice (as cited in Levinson, 1983) are required to get the further interpretation. The theory of indirect speech acts is used to achieve the aims of Obama performing speeches in Muslim Countries. Further, violating maxims are treated to explore the implied meanings of Obama’s idiomatic expressions. Thus, the study of conceptual metaphor (Kövecses, 2002) and two supporting theories of speech acts and maxims violation are conducted in this research. This study employs qualitative research to describe and to interpret the idiomatic utterances in Obama’s speeches. The result of this research proved that Obama uses many idiomatic expressions in his speeches. The idiomatic expressions are used not only to refine the rhetorical style in his speeches, but also to imply Obama’s communicative purposes in delivering speech in Muslim Countries.
Keywords: Idiom, Conceptual metaphor, Cooperative Principle, Flouting maxims, Speech acts, Context of situation
Penulis yang mengusulkan naskahnya untuk dapat diproses penerbitannya pada Pustaka Budaya dianggap telah menyetujui beberapa hal sebagai berikut:
1. Penulis tidak dapat menarik naskah yang telah usulkan untuk diproses hingga mendapat jawaban dari Ketua Dewan Penyunting atas status naskah artikel ilmiahnya (diterima atau ditolak untuk diterbitkan).
2. Penerbit tidak bertanggung jawab terhadap kasus plagiasi atas artikel yang terbit pada Pustaka Budaya.
3. Penerbit tidak bertanggung jawab atas data dan isi dari artikel yang diterbitkan pada Pustaka Budaya, dan sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis.
4. Penulis yang artikelnya diterbitkan pada Publika Budaya menyetujui lisensi berikut:
Publika Budaya by University of Jember is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.