PENENTUAN BIAYA KECELAKAAN LALU LINTAS: STUDI KASUS LOMBOK TIMUR
Determination of Traffic Accident Costs: Case Study of East Lombok
Abstract
Traffic accident cost analysis is needed to predict potential losses of nation due to the emergence of traffic accident victims. The cost of traffic accidents in Indonesia is based on the characteristics of the City of Bandung in 2003, and it is shown that the cost of traffic accidents can vary according to regional characteristics. This study tries to compare the analytical approach in Bandung in 2003 with the Consumer Price Index and Human Development Index approaches for an area with medium accessibility, namely East Lombok, West Nusa Tenggara Province. The location of traffic accidents greatly influences the cost of traffic accidents, because the costs on inter-city roads are relatively higher compared to those on roads in the city. This study shows that the cost of traffic accidents is related to accessibility of health facilities. This analysis can be developed for all regions in Indonesia, so that it can be used as a reference for traffic stakeholders in assessing the performance of the traffic safety programs implemented.
Analisis biaya kecelakaan lalu lintas diperlukan untuk memprediksi potensi kerugian negara akibat timbulnya korban kecelakaan lalu lintas. Biaya kecelakaan lalu lintas di Indonesia dibangun berdasarkan karakteristik kota Bandung tahun 2003, dan diperlihatkan bahwa biaya kecelakaan lalu lintas dapat bervariasi sesuai dengan karakteristik wilayah. Penelitian ini mencoba membandingkan pendekatan analisis di Bandung tahun 2003 dengan pendekatan Indeks Harga Konsumen dan Indeks Pembangunan Manusia untuk suatu wilayah dengan aksesibilitas menengah, yakni Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Lokasi kecelakaan lalu lintas sangat mempengaruhi biaya kecelakaan lalu lintas, karena biaya di jalan antar kota relatif lebih tinggi dibandingkan dengan biaya di jalan dalam kota. Penelitian ini meperlihatkan bahwa biaya kecelakaan lalu lintas terkait dengan aksesibilitas fasilitas kesehatan. Analisis ini dapat dikembangkan untuk semua wilayah di Indonesia, sehingga dapat dijadikan acuan bagi pemangku kepentingan lalu lintas dalam menilai kinerja program keselamatan lalu lintas yang dijalankan.