STABILIZATION OF EXPANSIVE SOIL WITH MIXING CA(OH)2 (EXPANSIVE SOIL CASE STUDY: JATILUHUR HAMLET, GLAGAH AGUNG VILLAGE, PURWOHARJO DISTRICT, BANYUWANGI REGENCY)
Stabilisasi Tanah Ekspansif dengan Pencampuran Ca(OH)2 (Studi Kasus Tanah Ekspansif: Dusun Jatiluhur, Desa Glagah Agung, Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi)
Abstract
Expansive soils can cause problems in construction due to changing volume changes. The area that is suspected to have an expansive soil type is Glagah Agung village, Purwoharjo District, Banyuwangi. Every season change, the construction of the building is always damaged, especially on the structure of the building. In the rainy season, the land will expand and cause the building to rise, while at the dry season the land will shrink and there is a decline in buildings. In the face of these problems, it is necessary to do special treatment to improve the nature of the expansive soil. One is chemical stabilization, adding chemicals to improve soil properties and reduce their development potential. In this study, the stabilizers used are Ca (OH) 2 lime with a percentage of 4%, 6%, 8%, 10%, 12% with curing time for one day. The results of soil become less plastic with an increase of lime content. The decrease of plasticity index is supported by grain test which is the decrease of clay fraction grain on soil mixed with lime according to the USCS method and AASHTO method. There was a decrease in the percent of original primary soil development which was initially 11.9% decreased to 2.181% 4% lime content, and 0% at 6% to 12%.
Tanah ekspansif dapat menimbulkan masalah dalam konstruksi akibat perubahan volume yang berubahubah. Daerah yang diduga memiliki jenis tanah ekspansif adalah Desa Glagah agung Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi. Setiap pergantian musim, konstruksi bangunan selalu mengalami kerusakan terutama pada struktur dari bangunan. Pada musim penghujan tanah akan mengembang dan mengakibatkan bangunan terangkat, sedangkan pada saat kemarau tanah akan menyusut dan terjadi penurunan bangunan. Dalam menghadapi permasalahan yang terjadi maka perlu dilakukan treatment khusus untuk memperbaiki sifat tanah ekspansif. Salah satunya adalah stabilisasi kimiawi, dengan menambahkan bahan kimia untuk memperbaiki sifat tanah dan mereduksi potensi pengembangannya. pada peneliatian ini, stabilitator yang digunakan adalah kapur Ca(OH)2 dengan prosentase 4%,6%,8%,10%,12% dengan waktu peram (curing) selama 24 jam. Didapatkan hasil tanah menjadi tidak plastis seiring dengan bertambahnya kadar kapur. Penurunan indeks plastisitas didukung dengan pengujian gradasi butiran yaitu berkurangnya butiran fraksi lempung pada tanah yang dicampur dengan kapur menurut metode USCS dan metode AASHTO. Terjadi penurunan persen pengembangan primer tanah asli yang mulanya sebesar 11,9% berkurang menjadi 2,181% kadar kapur 4%, dan 0% pada kadar 6% hingga 12%.