THE ANALYZE OF SOCIODEMOGRAPHIC AND SOCIOECONOMIC FACTORS TO MUNICIPAL SOLID WASTE GENERATED IN SUMATERA ISLAND
Analisis Faktor Sosiodemografi dan Sosioekonomi Terhadap Timbulan Sampah Perkotaan di Pulau Sumatera
Abstract
Waste produced since man living in social structure and community. Lately, waste problems becoming one of modern society’s interests. Population growth, industrialization, urbanization, and economic growth increasing solid waste significantly. In addition to that, education has contributed to solid waste. The incapability of government to manage waste causing problems in the health environment sector. The increase in waste generated demands the government to do waste management better. This research purpose is to analyze the most significant factor to waste generated based on sociodemographic and socioeconomic factors, that can be used as basic planning for the facility and cost of waste management systems. Cities included in the research’s coverage area are the capital city of Sumatera Provinces, except Banda Aceh. There are two methods in this research. The first method is cluster analysis to classify cities based on waste generated. The second methods are ANOVA and discriminant analysis to determine the most significant factor of the classification result. Analysis cluster shows that Medan and Bandar Lampung included in a group of the city with high waste generated. Whereas, Pekanbaru, Tanjungpinang, and Pangkalpinang included in a group of the city with low waste generated. ANOVA and discriminant analysis shows that the most significant factor to waste generated in Sumatera Island is population density.
Sampah diketahui mulai diproduksi semenjak manusia mengenal kehidupan bermasyarakat dan hidup di dalam suatu komunitas. Belakangan, permasalahan sampah menjadi salah satu perhatian utama di kalangan masyarakat modern. Adanya pertumbuhan penduduk, industrialisasi, urbanisasi dan pertumbuhan ekonomi, mengakibatkan terjadinya peningkatan yang signifikan dari jumlah sampah perkotaan. Selain itu, tingkat pendidikan yang dimiliki oleh masyarakat juga berpengaruh terhadap produksi sampah yang dihasilkan. Ketidakmampuan pemerintah di dalam pengelolaan persampahan menimbulkan masalah di bidang kesehatan lingkungan. Peningkatan jumlah sampah menuntut pemerintah agar dapat menjalankan pengelolaan persampahan dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap timbulan sampah dilihat dari faktor sosiodemografi dan sosioekonomi, yang nantinya dapat dijadikan sebagai dasar perencanaan sarana dan pembiayaan dari pengelolaan sampah perkotaan. Penelitian dilakukan di ibu kota provinsi Sumatera, terkecuali Banda. Aceh. Metode yang digunakan pada penelitian ini terbagi menjadi dua tahap. Tahap pertama adalah analisis klaster untuk pengklasifikasian kota berdasarkan timbulan sampah. Tahap selanjutnya analisa diskiriminan dan ANOVA untuk menentukan faktor pembeda dari masing-masing kelompok yang telah terbentuk. Hasil analisis klaster menunjukkan bahwa kota Medan dan Bandar lampung termasuk ke dalam kelompok kota dengan tingkat timbulan sampah tinggi. Sedangkan kota Pekanbaru, Tanjung Pinang dan Pangkalpinang termasuk ke dalam kelompok kota dengan tingkat timbulan sampah rendah. Analisa diskriminan dan ANOVA memperlihatkan bahwa hanya ada satu faktor yang memberikan pengaruh paling signifikan terhadap timbulan sampah di ibu kota provinsi Sumatera, yaitu kepadatan penduduk.