Analisis Kinerja High Damping Rubber Bearing dan Lead Rubber Bearing pada Bangunan Beton Bertulang
Analysis of High Damping Rubber Bearing and Lead Rubber Bearing Performances in Reinforced Concrete Building
Abstract
Base isolation system is an innovation in the technological development of earthquake-resistant building design. Two types of base isolation systems that have been widely used for building are High Damping Rubber Bearing (HDRB) and Lead Rubber Bearing (LRB). These base isolations have their own characteristics. The aim of this research is to compare the performances of HDRB and LRB under the same earthquake load in an 8th-story reinforced concrete building. The building used here is a school building with a special moment frame located in Yogyakarta with medium soil conditions. The measured parameters are displacement, base shear, and inter-story drift of the structure. The displacement of the structure with LRB increased by 43,97% while the HDRB system increased by 55,465% in the y-axis. The results show that structure with base isolation has a smaller axial force and shear force. The difference between the two in the LRB system is 1,82% and 96,18%, while HDRB is 2,36% and 97,58% respectively. Based on these parameters, the structure with the HDRB system works more effectively when compared with LRB.
ABSTRAK
Sistem isolasi dasar atau base isolator merupakan suatu inovasi dalam perkembangan teknologi pada bidang perancangan bangunan tahan gempa. Dua sistem isolasi dasar yang sering digunakan pada bangunan gedung adalah High Damping Rubber Bearing (HDRB) dan Lead Rubber Bearing (LRB). Kedua jenis sistem isolasi dasar ini memeliki karaktersitik masing-masing. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan kinerja bangunan fixed base dengan bangunan yang menggunakan HDRB dan LRB dengan kondisi pembebanan gempa yang sama pada suatu bangunan beton bertulang 8 lantai. Bangunan yang digunakan adalah gedung sekolah dengan sistem struktur rangka beton bertulang pemikul momen khusus yang terletak di daerah Yogyakarta dengan kondisi tanah sedang. Parameter-parameter yang dikaji adalah perpindahan, gaya geser dasar, simpangan antar lantai. Perpindahan pada struktur dengan LRB mengalami kenaikan sebanyak 43,97% sedangkan HDRB sebanyak 55,465% pada arah y. Namun gaya aksial, dan gaya geser pada struktur yang dihasilkan oleh struktur base isolation lebih kecil. Perbedaan keduanya pada sistem LRB adalah sebesar 1,82% dan 96,18% sedangkan sistem HDRB sebesar 2,36% dan 97,58%. Berdasarkan pada parameter-parameter tersebut, sistem HDRB bekerja lebih efektif dibandingkan dengan sistem LRB dalam mereduksi gaya geser dasar dan simpangan antar lantai, namun juga meningkatkan nilai perpindahan gedung.