Presentasi Diri Penari Perempuan dalam Menghadapi Stigma Sosial

Self-Presentation of Female Dancers in Facing Social Stigma

  • Tri indah Megawati Sudarno Universitas Jember

Abstract

Penelitian ini mengkaji presentasi diri penari perempuan dalam konteks stigma yang diterima, dengan fokus pada masyarakat Jember. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami cara penari perempuan menampilkan diri dalam menghadapi stigma masyarakat. Penelitian ini menggunakan teori dramaturgi Erving Goffman (1959) sebagai landasan analisis dan menerapkan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan etnografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Penari perempuan di Jember menghadapi stigma dari sebagian masyarakat Jember yang agamis, namun ada juga segmen masyarakat Jember lainnya yang menikmati pertunjukan tari meskipun bertentangan dengan norma-norma yang berlaku. (2) Presentasi diri penari dibagi menjadi dua kategori utama: panggung depan dan panggung belakang. Panggung depan mencakup pencitraan di atas panggung dan di luar panggung, sedangkan panggung belakang mencakup interaksi penari dengan sesama seniman di lingkungan keseniannya dan refleksi penari perempuan saat sendiri. Panggung belakang ini menjadi ruang refleksi bagi penari mengenai stigma yang mereka hadapi. Penari tidak hanya melihat tarian sebagai bagian dari tradisi yang harus dilestarikan, tetapi juga sebagai kesempatan untuk memperoleh perhatian. Dalam hal ini, penari memanfaatkan stigma yang melekat pada mereka sebagai strategi untuk menarik perhatian orang lain. Temuan ini menunjukkan bahwa penari memiliki kontrol penuh atas tubuhnya dan dapat memanfaatkan stigma untuk memperkuat karir menari mereka dalam masyarakat.
Kata Kunci: Stigma, Penari perempuan, Presentasi diri, masyarakat Jember, Teori Erving Goffman


Abstract
This study examines the self-presentation of female dancers in the context of the stigma they face, focusing on the community in Jember. The aim of this research is to understand how female dancers present themselves while dealing with stigma from the society. This study employs Erving Goffman's dramaturgical theory (1959) as the analytical framework, and uses a descriptive qualitative method with an ethnographic approach. The findings reveal that (1) female dancers in Jember encounter stigma from certain religious segments of the community, but there are also other segments of Jember's society that enjoy dance performances despite standing against the prevailing norms. (2) The self-presentation of dancers is divided into two main categories: front stage and back stage. The front stage includes the presentation both on and off stage, while the back stage involves the interactions of dancers with fellow artists within their artistic environment and their personal reflections when alone. The back stage serves as a space for dancers to reflect on the stigma they encounter. Dancers do not only view dance as a part of the tradition that must be preserved but also as an opportunity to gain attention. In this regard, dancers make use of the stigma attached to them as a strategy to attract others' attention. The findings indicate that dancers have full control over their bodies utilize the stigma to enhance their dancing careers within society.
Keywords : Stigma, Female Dancers, Self-Presentation, Community of Jember, Erving Goffman’s Theory

References

Anoegrajekti, N. (2003). Identitas dan Siasat Perempuan Gandrung. SRINTHIL, Media Perempuan Multikultural, 3.

Atip, Nurharini., Ika, Ratnaningrum. " Analysis of traditional dance education in cultural phenomenon." undefined (2020). doi: 10.26740/SEMBADRA.V2N2.P73-78

Ardiyana, R. (2016). Persepsi masyarakat terhadap penari.

Cahyani, R. A., Surabaya, U. N., Sudrajat, A., Surabaya, U. N., & Sosial, M. (n.d.). Modal sosial penari jathil obyog di kabupaten ponorogo, 1–18.

Candra, E. (2017). Strategi Pemerintah Kabupaten Jember Dalam Meningkatkan Brand Image Jember Sebagai World Fashion Carnival City. Eprints.UMM.

Chiara, Bassetti. (2013). Male Dancing Body, Stigma and Normalising Processes. Playing with (Bodily) Signifieds/ers of Masculinity. Random Structures and Algorithms, doi: 10.4000/RSA.1048

Creswell, J. W. (2016). Research Design Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif dan Campuran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Daines, Nicodem, Sanga. (2013). Social Structures and the State of Female Youth Dancers in Tanzania: A Practical Experience from Female Dancers.

Denzin, N. K., & Lincoln, Y. S. (2011). The Sage handbook of Qualitative Research 2.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Goffman, E. (1959). Presentation Of Self In Everyday Life. New Yeork: Anchor Books Edition.

Goffman, E. (1963). Stigma Notes On The Management Of Spoiled Identity. London: Penguin Group.

Jannah, R., Ilmu, F., Dan, S., Politik, I., Sosiologi, D., & Magister, P. (2010). Universitas Indonesia Jember Fashion Carnaval ( JFC ), Identitas Kota Jember dan Diskursus Masyarakat Jaringan Universitas Indonesia Jember Fashion Carnaval ( JFC ), Identitas Kota.

Jazuli, M. (1994). Telaah Teoritis Seni Tari. Semarang: IKIP Semarang Press.

Jingge, Du. (2023). Challenging stigmatization through cultural dance: Exploring the role of fengyang flower drums in shaping collective identity, revitalizing tradition, and overcoming social prejudice. Herança, doi: 10.52152/heranca.v6i2.778

Lucky, A. S. (2022). Analisis Self-Presenting dalam Teori Dramaturgi Erving Goffman Dinamika Sosial : Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial , 1(2), 173–187.

Margono, S. (2003). Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Mulyana, D. (2013). Metode Penelitian Kualitatif : Paradigma Baru Ilmu Komunikasi Dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nabila, S., & Jember, U. (2022). Pengenalan Tari Lahbako sebagai Bentuk Kepedulian Budaya, (March).

Nerosti, Nerosti. (2018). Character Building through Learning Traditional Dance "Tari Piring": An Analysis of Relationship of Dance Style and Social Cultural Community of Pesisir Selatan. doi: 10.2991/ICLA-17.2018.67

Official, W. (2021). Jathilan Putri Saweran!!! Jaranan SKP Jember. Retrieved from https://youtube.be/Z3pqL4geY50

Prasetyo, H., & Rosa, D. V. (2019). Two Versions of Lah Bako Dance : Representing Agricultural Working Class and Identity Creation, 27(2), 290–311. https://doi.org/10.19105/karsa.v27i2.2133

Prasetyo, S. E. (2017). Desi Rani Eka Putri, Langganan Juara Tari Tradisional. Jawa Pos. Retrieved from https://www.jawapos.com/features/01144108/desi-rani-eka-putri-langganan-juara-tari-tradisional?page=2

Revisi, E., & Raho, B. (2021). Teori sosiologi modern.

Safitri. (2020). Bangga dan Senang Berproses Untuk Mahir Menjadi Penari Tradisional. Radar Jember. Retrieved from https://radarjember.jawapos.com/jember/791096554/bangga-dan-senang-berproses-untuk-mahir-menjadi-penari-tradisional

Soedarsono, R. M. (1998). Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Vittorio, A., Sironi., Michele, Augusto, Riva. (2015). (2) Neurological implications and neuropsychological considerations on folk music and dance.. Progress in Brain Research, doi: 10.1016/BS.PBR.2014.11.027

Worchel, S., Cooper, J., Goetahls, G. R., & Olson, J. M. (2000). Social Psychology. United States of America: Wadsworth.
Published
2024-08-31
How to Cite
SUDARNO, Tri indah Megawati. Presentasi Diri Penari Perempuan dalam Menghadapi Stigma Sosial. Jurnal ENTITAS SOSIOLOGI, [S.l.], v. 13, n. 2, p. 124-152, aug. 2024. ISSN 2721-3323. Available at: <https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JES/article/view/51233>. Date accessed: 18 nov. 2024. doi: https://doi.org/10.19184/jes.v13i2.51233.