IMPLEMENTASI WATER, SANITATION, AND HYGIENE (WASH) KELUARGA BADUTA STUNTING DI WILAYAH PERTANIAN KABUPATEN JEMBER

  • Leersia Yusi Ratnawati Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember, Jl. Kalimantan No. I/93, 68121, Jember, Indonesia
  • Iken Nafikadini Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember, Jl. Kalimantan No. I/93, 68121, Jember, Indonesia
  • Farida Wahyu Ningtyias Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember, Jl. Kalimantan No. I/93, 68121, Jember, Indonesia
  • Irma Prasetyowati Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember, Jl. Kalimantan No. I/93, 68121, Jember, Indonesia
  • Candra Bumi Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember, Jl. Kalimantan No. I/93, 68121, Jember, Indonesia

Abstract

Intervensi Water, Sanitation and Hygiene (WASH) terbukti dapat menurunkan 860.000 kematian anak akibat kekurangan gizi salah satunya stunting. Karakteristik wilayah pertanian memiliki korelasi dengan kejadian stunting baik dari aspek sosio ekonomi maupun cemaran lingkungan dan penggunaan pestisida maupun pupuk. Kabupaten Jember dengan angka stunting tertinggi di Jawa Timur juga memiliki beberapa wilayah pertanian dengan stunting yang tinggi. Tujuan dari penelitian adalah untuk menganalisis impelementasi WASH pada keluarga baduta stunting di wilayah Pertanian Kabupaten Jember. Penelitian ini merupakan penelitian obervasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian  adalah anak usia 6 – 23 bulan kriteria utama  orang tua memiliki mata pencaharian sebagai petani. Teknik pengumpulan data dengan Proportionate Stratified Random Sampling dan dianalisis menggunakan chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator WASH yang berkaitan dengan akses sumber air minum, pengolahan air, serta kebiasaan cuci tangan pada saat sebelum dan sesudah beraktivitas pada keluarga baduta stunting di wilayah pertanian sudah baik. Namun, indikator pengolahan sampah menunjukkan implementasi yang masih rendah karena kondisi tempat sampah yang tidak saniter, pengolahan secara dibakar serta tumpukan sampah yang menjadi tempat perkembang biakan rodent. Selain itu, akses jamban sehat juga masih rendah yang dibuktikan dengan masih adanya masyarakat yang melakukan praktik BABS ke sungai. Hasil statistik menunjukkan indikator WASH tidak secara signifikan berhubungan dengan stunting. Satu indikator yang berkorelasi dengan kejadian stunting adalah banyaknya tikus yang berada di lokasi sampah. Implementasi WASH perlu dilakukan terutama intervensi program pengolahan sampah untuk mengurangi tempat perindukan rodent yang dapat berkorelasi dengan penyakit infeksi sebagai determinan stunting.

References

1] (Bappenas), K. P. P. N. and (UNICEF), U. N. C. F. (2017) Laporan Baseline SDG tentang Anak-Anak di Indonesia.
2] Abidin, S. W. et al. (2021) ‘Hubungan Sanitasi Lingkungan dan Riwayat Penyakit Infeksi dengan Kejadian Stunting di Kota Parepare Environmental Sanitation Relations And History Infectious Disease With Stunting Events In The City Of Parepare’, ARKESMAS, 6(1), pp. 7–14.
3] Ademas, A. et al. (2021) ‘Water, Sanitation, and Hygiene as a Priority Intervention for Stunting in Under-Five Children in Northwest Ethiopia: a Community-based Cross-sectional Study’, Italian Journal of Pediatrics, 47(1), pp. 1–11. doi: 10.1186/s13052-021-01128-y.
4] Aguayo, V. M. and Menon, P. (2016) ‘Introduction Stop Stunting : Improving Child Feeding, Women’s Nutrition and Household Sanitation in South Asia’, Maternal & Child Nutrition, 12(1), pp. 3–11. doi: 10.1111/mcn.12283.
5] Akombi, B. J. et al. (2017) ‘Stunting and Severe Stunting among Children Under-5 Years in Nigeria : A Multilevel Analysis’, BMC Pediatrics, 17(15), pp. 1–16. doi: 10.1186/s12887-016-0770-z.
6] Angraini, W. et al. (2021) ‘Pengetahuan Ibu, Akses Air Bersih dan Diare Dengan Stunting di Puskesmas Aturan Mumpo Bengkulu Tengah’, Jurnal Kesehatan Masyarakat Khatulistiwa, 8(2), pp. 92–102.
7] Chase, C. and Ngure, F. (2016) ‘Multisectoral Approaches to Improving Nutrition : Water , Sanitation , and Hygiene’, Water Anda Sanitation Program: Technical Paper, (February).
8] Cumming, O. and Cairncross, S. (2016) ‘Review Article Can Water , Sanitation and Hygiene Help Eliminate Stunting ? Current evidence and Policy Implications’, Maternal & Child Nutrition, 12, pp. 91–105. doi: 10.1111/mcn.12258.
9] Darsini, D., Fahrurrozi, F. and Cahyono, E. A. (2019) ‘Pengetahuan ; Artikel Review’, Jurnal Keperawatan, 12(1), pp. 95–107.
10] Dodos, J. et al. (2017) ‘Relationship between Water, Sanitation, Hygiene, and Nutrition : What do Link NCA Nutrition Causal Analyses Say ?’, Waterlines, 36(4).
11] Eka, M. et al. (2021) ‘Indonesian Journal of Public Health and Nutrition’, Indonesian Journal of Public Health and Nutrition, 1(3), pp. 355–361.
12] Ekawati, E. A. et al. (2022) ‘Hubungan Riwayat Ispa, Riwayat Diare, dan Riwayat Malaria dengan Kejadian Stunting pada Baduta Usia 6-24 Bulan di Kelurahan Kelapa Lima Kabupaten Merauke Papua’, Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia, 7(7).
13] Himawati, E. H. and Fitria, L. (2020) ‘Hubungan Infeksi Saluran Pernapasan Atas dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia di Bawah 5 Tahun di Sampang’, Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, 15(1), pp. 1–5.
14] Indonesian Government (2021) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2027 Tentang Percepatan Penurunan Stunting, Indonesian Government.
15] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2020) Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Nomor HK.02.02/1/4110/2020 tentang Rencana Aksi Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Tahun 2020-2024.
16] Kesehatan, B. K. P. (2022) BUKU SAKU Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022. Kementerian Kesehatan RI.
17] Kwami, C. S. et al. (2019) ‘Water, Sanitation, and Hygiene: Linkages with Stunting in Rural Ethiopia’, International Journal of Environmental Research and Public Health, 16(20). doi: 10.3390/ijerph16203793.
18] Mshida, H. A. et al. (2018) ‘Water, Sanitation, and Hygiene Practices Associated with Nutritional Status of Under-Five Children in Semi-Pastoral Communities Tanzania’, American Journal of Tropical Medicine and Hygiene, 98(5), pp. 1242–1249. doi: 10.4269/ajtmh.17-0399.
19] Oktariza, M., Suhartono, S. and Dharminto, D. (2018) ‘Gambaran Kondisi Sanitasi Lingkungan Rumah dengan Kejadian Diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Buayan Kabupaten Kebumen’, Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 6(4), pp. 476–484.
20] Olo, A., Mediani, H. S. and Rakhmawati, W. (2021) ‘Hubungan Faktor Air dan Sanitasi dengan Kejadian Stunting pada Balita di Indonesia’, Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(2), pp. 1113–1126. doi: 10.31004/obsesi.v5i2.521.
21] Purba, I. G. and Sunarsih, E. (2022) ‘Kejadian Stunting pada Balita Terpajan Pestisida di Daerah Pertanian’, Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia, 21(3), pp. 320–328.
22] Rabaoarisoa, C. R. et al. (2017) ‘The Importance of Public Health , Poverty Reduction Programs and Women’s Empowerment in the Reduction of Child Stunting in Rural Areas of Moramanga and’, Plos One, 12(12), pp. 1–18.
23] Rasyidah, U. M. (2019) ‘Diare sebagai Konsekuensi Buruknya Sanitasi Lingkungan’, KELUWIH: Jurnal Kesehatan dan Kedokteran, 1(1), pp. 30–35.
24] Rosari, A., Rini, E. A., & Masrul, M. (2013). Hubungan Diare dengan Status Gizi Balita di Kelurahan Lubuk Buaya Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 2(3), 111–115. https://doi.org/10.25077/jka.v2i3.138
25] Sari, S. D., & Zelharsandy, V. T. (2022). Hubungan Pendapatan Ekonomi Keluarga dan Tingkat Pendidikan Ibu terhadap Kejadian Stunting. Jurnal Kebidanan Harapan Ibu Pekalongan, 9(2), 108–113. https://doi.org/10.37402/jurbidhip.vol9.iss2.200
26] Shodikin, A. A. et al. (2023) ‘Tingkat Pendidikan Ibu dan Pola Asuh Gizi Hubungannya dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-59 Bulan’, Journal of Nutrition College, 12, pp. 33–41.
27] Solin, A. R., Hasanah, O. and Nurchayati, S. (2019) ‘Hubungan Kejadian Penyakit Infeksi terhadap Kejadian Stunting pada Balita 1-4 Tahun’, JOM FKp, 6(1), pp. 65–71.
28] Trihono, T. et al. (2015) Pendek (Stunting) Di Indonesia, Masalah dan Solusinya.
29] Tsasbita, N. et al. (2023) ‘Analisa Komplikasi Penyakit Infeksi dan Riwayat Berat-Panjang Badan saat Lahir pada Kejadian Stunting Balita di Indonesia’, Jurnal Niara, 16(1), pp. 149–166.
30] Utomo, B. S. et al. (2018) ‘Cegah Stunting itu Penting’, Warta Kesmas, 02.
31] Wahyuningsih, S., Lukman, S., Rahmawati, & Pannyiwi, R. (2020). Education, Income and Parenting Style with Nutritional Status of Toddlers. Jurnal Keperawatan Profesional, 1(1), 1–11. https://doi.org/10.36590/kepoHttp:ojs.yapenas21maros.ac.id/index.php/kepo
32] WHO (2014) Global Nutrition Targets 2025: Stunting Policy Brief.
Published
2024-06-29
How to Cite
RATNAWATI, Leersia Yusi et al. IMPLEMENTASI WATER, SANITATION, AND HYGIENE (WASH) KELUARGA BADUTA STUNTING DI WILAYAH PERTANIAN KABUPATEN JEMBER. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, [S.l.], v. 20, n. 2, p. 78-91, june 2024. ISSN 2684-7035. Available at: <https://jurnal.unej.ac.id/index.php/IKESMA/article/view/43772>. Date accessed: 20 nov. 2024. doi: https://doi.org/10.19184/ikesma.v20i2.43772.
Section
ARTICLES