HUBUNGAN INTENSITAS PENCAHAYAAN DAN JARAK PENGLIHATAN DENGAN KELUHAN KELELAHAN MATA OPERATOR JAHIT

  • Itsna Nurhayati Program Studi Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Sekolah Vokasi, Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami No 36, Kentingan, Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia, 57126
  • Tutug Bolet Atmojo Program Studi Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Sekolah Vokasi, Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami No 36, Kentingan, Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia, 57126
  • Yulia Sari Departemen Parasitologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami No. 36, Kentingan, Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia, 57126

Abstract

Lingkungan kerja memiliki faktor dan bahaya yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan pekerja dalam melakukan pekerjaanya. Salah satu faktor yang terdapat di dalam lingkungan kerja adalah intensitas pencahayaan. Intensitas pencahayaan bergantung sifat dan jenis pekerjaan yang dilakukan. Pekerjaan menjahit merupakan jenis pekerjaan yang membutuhkan ketelitian serta menggunakan  penglihatan jarak dekat, sehingga diperlukan intensitas pencahayaan yang sesuai. Ketidaksesuaian besarnya intensitas cahaya yang diterima oleh pekerja serta jarak penglihatan antara mata dengan objek kerja yang berisiko dapat menyebabkan munculnya keluhan kelelahan mata. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan intensitas pencahayaan dan jarak penglihatan dengan keluhan kelelahan mata operator jahit di PT X. Merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel berjumlah 72 pekerja yang diambil menggunakan teknik pengambilan sampel secara simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan p value = 0,021 untuk hubungan intensitas pencahayaan dengan keluhan kelelahan mata dan p value = 0,004 untuk hubungan jarak penglihatan dengan keluhan kelelahan mata. Dalam penelitian ini, jarak penglihatan memiliki pengaruh yang paling besar terhadap terjadinya keluhan kelelahan mata. Pekerja yang memiliki jarak penglihatan yang berisiko, memiliki kemungkinan untuk mengalami keluhan kelelahan mata sebesar 11,9 kali dibandingkan pekerja dengan jarak penglihatan yang tidak berisiko. Kesimpulan yang dapat diperoleh yaitu ada hubungan antara intensitas pencahayaan dan jarak penglihatan dengan keluhan kelelahan mata. Semakin besar ketidaksesuaian intensitas pencahayaan di tempat kerja, maka semakin tinggi keluhan kelelahan mata. Semakin berisiko jarak penglihatan pekerja, semakin tinggi keluhan kelelahan mata. Saran yang dapat diberikan yaitu dengan melakukan pengaturan jarak lampu dan melakukan istirahat mata.

References

1] Agustian MF (2014) Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Dry Eye Syndrome Pada Pengguna Komputer. Universitas Trisakti.

2] Amin M, Winiarti W and Panzilion (2019) Hubungan Pencahayaan dengan Kelelahan Mata pada Pekerja Taylor. Jurnal Kesmas Asclepius 1(No. 1): 45–54.

3] Andarini D and Listianti AN (2017) Evaluasi Intensitas Pencahayaan (Illumination Level) pada Perpustakaan di Lingkungan Universitas Sriwijaya. Journal of Industrial Hyhiene and Occupational Health 2(No. 1): 1–13.

4] Andhini NF (2017) Studi Penggunaan Artificial Tears Pada Pasien Dry Eye Syndrome. Journal of Chemical Information and Modeling 53(No. 9): 1689–1699.

5] Arianti FP (2017) Faktor-faktor yang Berpengaruh dengan Keluhan Kelelahan Mata pada Pekerja Pengguna Komputer di Call Center PT. AM. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

6] Badriana (2017) Analisa Tingkat Kuat Penerangan Terhadap Kelelahan Mata Pada Pencahayaan Lapangan Olah Raga Futsal Garuda Lhokseumawe. Jurnal Elektro dan Telekomunikasi 4(No. 2): 5–14.

7] Chandraswara BN and Rifai M (2021) Hubungan antara Usia, Jarak Penglihatan dan Masa Kerja dengan Keluhan Kelelahan Mata pada Pembatik di Industri Batik Tulis Srikuncoro Dusun Giriloyo Kabupaten Bantul. Promotif: Jurnal Kesehatan Masyarakat 11(No. 1): 38–44.

8] Devi PC, Matondang AR and Wahyuni D (2014) Usulan Perbaikan Sistem Pencahayaan Di Unit Percetakan Perusahaan XXX Sumatera Utara. e-Jurnal Teknik Industri FT USU 5(No. 1): 7–12.

9] Firdani F (2020) Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Kelelahan Mata pada Pekerja Operator Komputer. Jurnal Endurance 5(No. 1): 64.

10] Ilyas S (2016) Ilmu Penyakit Mata (Edisi Ke-5.). Jakarta: Balai Penerbit FK UI.

11] Lumolos MP, Polii H and Marunduh SR (2016) Pengaruh lama paparan dan masa kerja terhadap visus pada pekerja rental komputer di Kecamatan Sario dan Malalayang Kota Manado. Jurnal e-Biomedik 4(No. 2): 1–5.

12] Nisak SK (2018) KELELAHAN MATA BERDASARKAN INTENSITAS PENCAHAYAAN, JENIS PEKERJAAN DAN KELAINAN REFRAKSI MATA (Studi Pada Pekerja Konveksi X Di Kota Semarang). Universitas Muhammadiyah Semarang.

13] Nova S (2012) Perbedaan Jarak Pandang Pekerja Canting Batik Pada Beberapa Waktu Kerja di Kampung Batik Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat 1(No. 2): 816–827.

14] Nurrohmah, Asmarani FL and Sucipto A (2014) Kombinasi Senam Mata dan Pemberian Kencur Dalam Menurunkan Tingkat Nyeri Mata Lelah Pada Penjahit. Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan 9(No. 2): 173–182.

15] Odi KD, Purimahua SL and Ruliati LP (2018) Hubungan Sikap Kerja, Pencahayaan Dan Suhu Terhadap Kelelahan Kerja Dan Kelelahan Mata Pada Penjahit Di Kampung Solor Kupang 2017. Ikesma 14(No. 1): 65–75.

16] Rahman A, Rahman S, Faridi J, Toma FT, Huq AF and Khondokar AI (2021) Induced Myopia among Readymade Garment (RGM) Workers. Open Journal of Ophthalmology 11(No. 02): 91–98.

17] Saminan (2013) Efek Bekerja Dalam Jarak Dekat Terhadap Kejadian Miopia. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala 13(No. 3): 187–191.

18] Sofiati, Sitorus RJ and Purba IG (2011) Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan Mata Pada Pengrajin Batik di Sanggar Batik Melati Putih Jambi. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat 2(No. 3): 210–216.

19] Sutarno and Passarella R (2015) Deteksi Kelelahan Mata Pengguna Komputer Menggunakan Kamera dengan Metode Pengolahan Citra. Annual Research Seminar (ARS) 2015 Fakultas Ilmu Komputer Unisri 1(No. 1): 13–16.

20] Sya’ban AR and Riski IMR (2014) Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Gejala Kelelahan Mata (Astenopia) Pada Karyawan Pengguna Komputer PT. Grapari Telkomsel Kota Kendari. Proseding Seminar Bisnis & Teknologi 1(No. 02): 754–768.

21] Triyona O (2016) Pengaruh Pencahayaan dan Kontras Terhadap Kelelahan Mata Operator Inspeksi di PT Coca Cola Amatil. Universitas Sumatera Utara.

22] Utami ART, Suwondo A and Jayanti S (2018) Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kelelahan Mata Pada Pekerja Home Industry Batik Tulis Lasem. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal) 6(No. 5): 469–475.

23] Wahyuni S, Kurniawan B and Ekawati E (2014) Analisis Faktor Intensitas Penerangan Lokal Terhadap Kelelahan Mata Di Industri Pembuatan Sepatu €Œx†Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal) 2(No. 6): 358–363.

24] Wdyani I and Sumardjito (2015) Kajian Pencahayaan Campuran Di Ruang Bengkel Kayu. INformasi dan Ekspose hasil Riset Teknik SIpil dan Arsitektur 11(No. 1): 53–66.

25] Wijewardane MA, Sudasinghe SANC, Punchihewa HKG, Wickramasinghe WKDL and Philip SA (2018) Experimental Investigation of Visual Comfort Requirement in Garment Factories and Identify the Cost Saving Opportunities. 12(No. 6): 671–676.

26] Yeye N, Puspandhani ME and Maryati S (2018) Hubungan Pencahayaan Ruangan dengan Keluhan Kelelahan Mata pada Pekerja Batik Tulis Didesa Trusmi Kulon Plered Kabupaten Cirebon. Jurnal Kesehatan Mahardika 5(No. 2): 54–59.
Published
2022-03-24
How to Cite
NURHAYATI, Itsna; ATMOJO, Tutug Bolet; SARI, Yulia. HUBUNGAN INTENSITAS PENCAHAYAAN DAN JARAK PENGLIHATAN DENGAN KELUHAN KELELAHAN MATA OPERATOR JAHIT. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, [S.l.], v. 18, n. 1, p. 45-51, mar. 2022. ISSN 2684-7035. Available at: <https://jurnal.unej.ac.id/index.php/IKESMA/article/view/26436>. Date accessed: 26 apr. 2024. doi: https://doi.org/10.19184/ikesma.v18i1.26436.
Section
ARTICLES