LITERATURE REVIEW : FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI PARU PEKERJA INDUSTRI MEBEL
Abstract
Industri mebel memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan memiliki daya saing. 80% dari keseluruhan produksi mebel di Indonesia menggunakan bahan baku kayu. Industri mebel juga meningkatkan nilai strategis karena meyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar. Dengan berkembangnya industri maka akan ada dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan. Dalam proses produksi kayu menjadi mebel akan menghasilkan polusi yaitu partikel dari debu kayu. Gangguan fungsi paru merupakan salah satu penyakit akibat kerja yang tidak hanya terjadi di negara maju, melainkan juga terjadi di negara berkembang. Di Indonesia angka sakit mencapai 70% pada pekerja yang terpapar debu setiap harinya. Pada tahun 2013 angka prevalensi Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) mencapai 3,7% dan lebih banyak dialami oleh laki-laki. Besarnya gangguan fungsi paru dapat dipengaruhi oleh debu maupun faktor karakteristik pekerja itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang berhubungan dengan gangguan fungsi paru industri mebel di Indonesia. Desain penelitian ini merupakan penelitian dengan metode literature review. Dari hasil pencarian artikel ilmiah menggunakan database Google schoolar dan GARUDA didapatkan 10 artikel penelitian terpilih. Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan antara kadar debu kayu dan karakteristik pekerja yang meliputi masa kerja, penggunaan APD, kebiasaan merokok, usia, dan lama paparan.
References
2] Ardyanto D and Atmaja A (2007) Identifikasi Kadar Debu Di Lingkungan Kerja Dan Keluhan Subyektif Pernafasan Tenaga Kerja Bagian Finish Mill. Jurnal Kesehatan Lingkungan Unair 3(2): 3931.
3] Arini P (2020) Relation of Worker Characteristics and Personal Dust Level To the Vital Lung Capacity of Workers in the Furniture Industry. The Indonesian Journal of Public Health 15(1): 49.
4] Kementrian Kesehatan (2013) Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013. .
5] Khumaidah (2009) Analisis Faktor-Faktor YAng Berhubungan Dengan Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Mebel PT Kota Jati Furnindo Desa Suwawal Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara. Lecture Notes in Computer Science (including subseries Lecture Notes in Artificial Intelligence and Lecture Notes in Bioinformatics) 9852 LNAI: 511–526.
6] Ma’rufi I. (2017) Efek Pajanan Debu Kayu terhadap Gangguan Faal Paru. MPI (Media Pharmaceutica Indonesiana) 1(1): 45–52.
7] Munadi E (2017) Furnitur, produk berdaya saing yang butuh perhatian. Bunga Rampai Info Komoditi Furnitur 1–6. Available at: a_content/2017/10/Isi_BRIK_FURNITUR.pdf.
8] Nabuasa DJ, Berek NC and Setyobudi A (2020) Factors Related to Lung Function In Wood Furniture Workers In Oesapa Village, Kelapa Lima Sub District Kupang City. Timorese Journal of Public Health 2(2): 64–72.
9] Nafisa S, Joko T and Setiani O (2016) Kerja Terhadap Gangguan Fungsi Paru Pada. 4: 182.
10] Oktaviana C, Yunita G and Nugroho RD (2017) Hubungan Beberapa Faktor Dengan Fungsi Paru Pada Pekerja Wanita Di Industri Furniture Pt. Ebako Nusantara Semarang Trimester Ii Tahun 2017. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal) 5(5): 548–560.
11] Permatasari LO, Raharjo M, Joko T, Lingkungan BK, Masyarakat FK and Diponegoro U (2017) Hubungan Antara Kadar Debu Total Dan Personal Hygiene Dengan Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Pengolahan Kayu Di Cv Indo Jati Utama Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal) 5(5): 717–723.
12] Pinugroho BS and Kusumawati Y (2017) Hubungan Usia, Lama Paparan Debu, Penggunaan APD, Kebiasaan Merokok dengan Gangguan Fungsi Paru Tenaga Kerja Mebel di Kec. Kalijambe Sragen. Jurnal Kesehatan 10(2): 37.
13] Putri RK, Darundiati YH and Yunita NA (2017) Hubungan Paparan Debu Kayu Terhirup Dengan Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Di Industri Mebel Cv. Citra Jepara Furniture Kabupaten Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal) 5(5): 832–837.
14] Rismandha R, Disrinima AM and Dewi TU (2017) Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Risiko Gangguan Fungsi Paru pada Pekerja Area Produksi Industri Kayu. Seminar Nasional K3 PPNS 2017 1(1): 199–204.
15] Sholihah M and Tualeka AR (2015) Studi Faal Paru Dan Kebiasaan Merokok Pada Pekerja Yang Terpapar Debu Pada Perusahaan Konstruksi Di Surabaya. The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health 4(1): 1.
16] Suma’mur (2009) Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES). Jakarta: Sagung Seto.
17] Sumardiyono, Galuh Larasati S (2013) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerkja Industri Tekstil. Seminar Nasional Sarjana Teknik 48–51.
18] Sumekar A (2016) Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Fungsi Paru Pada Pekerja Yang Terpapar Debu Di Industri Mebel Cv. Annet Sofa Pandowoharjo Sleman Yogyakarta. .
19] Suroto S, Jayanti S and Oviera A (2016) Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kapasitas Vital Paru Pada Pekerja Industri Pengolahan Kayu Di Pt. X Jepara. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal) 4(1): 267–276.
20] Undang-undang No.13 Tahun 2003 (2003) Undang-Undang Republik Indonesia No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Undang-undang No.13 Tahun 2003 (1): 1–34. Available at: http://www.kemenperin.go.id/kompetensi/UU_13_2003.pdf.
21] WHO (1997) International Agency For Research On Cancer. IARC Monographs on the Evaluation of Carcinogenic Risks to Humans.Wood Dust and Formaldehyde. .
22] Yulaekah S and Adi MS (2017) Pajanan Debu Terhirup dan Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Industri Batu Kapur ( Studi Di Desa Mrisi Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan ) Inhaled Dust Exposure and Lung Function Disorder on Workers In Limestone Industry ( Study at Village of Mris. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia 6(1): 24–32.