High Heel Shoes Commodity Fethisis of Drag Queen Raminten Cabaret Artists Show Mirota Yogyakarta

  • Putri Prabu Utami Institut Seni Budaya Indonesia Tanah Papua
  • Bayu Aji Suseno Institut Seni Budaya Indonesia Tanah Papua
  • Djuniwarti Djuniwarti Institut Seni Budaya Indonesia Bandung
  • Sabri Gusmail Institut Seni Budaya Indonesia Aceh

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui muatan nilai fetisisme komoditas pada sepatu hak tinggi seniman drag queen dalam pertunjukkan cabaret show di Raminten 3 Mirota Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, serta melakukan analisis data berdasarkan teori Marx tentang fetisisme komoditas. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa sepatu hak tinggi pemain drag queen memiliki use value untuk melindungi kaki dari resiko terjadinya cedera dan lecet (tergores) yang diakibatkan gesekan antara kulit dengan permukaan lantai pada panggung arena tertutup (indoor). High heels menjadi media konstruksi citra feminisme terhadap tubuh maskulin laki-laki pemain drag queen yang mengalami pergeseran (exchange value) dari fungsi status sosial menuju fungsi estetika yang bernilai ekonomi untuk membentuk identitas seksual menjadi seniman atau aktor profesional yang berpakaian seperti wanita untuk alasan hiburan (female impersonators). Sepatu hak tinggi menjadi penanda seksualitas dalam memanipulasi kesadaran pengguna (seniman drag queen) terhadap pemujaan suatu benda secara berlebihan (fetisisme) dengan mengerotisasi obyek benda mati untuk membentuk dorongan (gairah) atau kepuasan seksual.

References

Abdullah, I. (2001). Seks, Gender dan Reproduksi Kekuasaan. Yogyakarta: Tarawang Press.
Altilio, T., & Otis-Green, S. (2011). Oxford Textbook Of Palliative Social Work. New York: Oxford University Press.
Baudrillard, J. (1998). The Consumer Society: Myths and Structures. London: SAGE Publications Ltd.
Barnish, M., Morgan, H.M., & Barnish, J. (2017). The 2016 High Heels: Health Effects and Psychosexual Benefits (HIGH HABITS) Study: Systematic Review of Reviews and Additional Primary Studies. BMC Public Health, 18(1), 1-13. https://doi.org/10.1186/s12889-017-4573-4.
Bem, S.L. (1974). The Measurement of Psychological Androgyny Based on The Personality Research Form. Journal of Consulting & Clinical Psychology, 42(2), 155-162. https://doi.org/10.1037/h0036215.
Berkowitz, D., & Belgrave, L.L. (2010). She Works Hard for the Money: Drag Queens and the Management of Their Contradictory Status of Celebrity and Marginality. Journal of Contemporary Ethnography, 39(2), 159-186. https://doi.org/10.1177/0891241609342193.
Burcar, L. (2018). High heels as a disciplinary practice of femininity in Sandra Cisneros’s The House on Mango Street. Journal of Gender Studies, 28(3), 353-362. https://doi.org/10.1080/09589236.2018.1472556.
Calle Sarmiento, P. M. & Chango Azanza, J. J. (2020). Dyshidrotic Eczema: A Common Cause of Palmar Dermatitis. In Cureus, 12(10), 1-4. https://doi.org/10.7759/cureus.10839.
DeMello, M. (2009). Feet and Footwear: A Cultural Encyclopedia. California: ABC-CLIO LLC.
Dillistone, F.W. (1986). The Power of Symbols. London: SCM Press.
Dormer, P. (2008). Makna Desain Modern. Yogyakarta: Jalasutra.
Santoso, E. (2008). Seni Teater II. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Fitriyanti. (2013). Hubungan Pemakaian High Heels dengan Perubahan Postur Vertebrae Lumbal Pada Sales Promotion. Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Funay, C.M., & Rahmiaji, L.R. (2018). Representasi Androgini Jovi Adhiguna di Video Blog YouTube. Interaksi Online, 6(2), 56-66. https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/interaksi-online/article/view/19769.
Grogan, S. (2016). Body Image: Understanding Body Dissatisfaction in Men, Women and Children. London: Routledge.
Guéguen, N. (2015). High Heels Increase Women’s Attractiveness. Archives of Sexual Behavior, 44(8), 2227–2235. https://doi.org/10.1007/s10508-014-0422-z
Goodman, D.J., & Ritzer, G. (2004). Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana.
Hidayat, A. (2020). Sepatu Boot dan Fetishisme Pada Bikers. Jurnal Kreatif: Desain Produk Industri dan Arsitektur, 1(2), 10-22. https://doi.org/10.46964/jkdpia.v1i2.106.
Hidayat, M.A. (2019). Menimbang Teori-Teori Sosial Postmodern: Sejarah, Pemikiran, Kritik Dan Masa Depan Postmodernisme. Journal of Urban Sociology, 2(1), 42-64. https://doi.org/10.30742/jus.v2i1.610.
Huey, S. & Proctor, R. (2007). New Shoe: Contemporary Footwear Design. London: Laurence King Publishing Ltd.
Jackson, S. (2006). Interchanges: Gender, Sexuality and Heterosexuality: The Complexity (and Limits) of Heteronormativity. Feminist Theory, 7(1), 105-121. https://doi.org/10.1177/1464700106061462.
Littlejohn, S.W. (1996). Theories of Human Communication. Belmont: Thomson Learning Academic Resource Center.
Marx, K. (1957). Das Kapital. Berlin: Dibtz Verlag.
Miles, M.B., & Huberman, M. (1992). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia.
Moerthiko. 1985. Apa yang Anda Ketahui Mengenai: Kehidupan Transeksual & Waria. Solo: Surya Murthi Publishing.
Moncrieff, M., & Lienard, P. (2016). A Natural History of the Drag Queen Phenomenon. Evolutionary Psychology, 15(2), 1-14. https://doi.org/10.1177/1474704917707591.
Norlander, T., Erixon, A., & Archer, T. (2000). Psychological Androgyny and Creativity: Dynamics of Gender-Role and Personality Trait. Social Behavior and Personality An International Journal, 28(5), 423-435. https://doi.org/10.2224/sbp.2000.28.5.423.
Parmentier, M.A. (2016). High Heels. Consumption Markets & Culture, 19(6), 511-519. https://doi.org/10.1080/10253866.2016.1153830.
Rochman, M., & Pinasti, I.S. (2015). Fenomena Cross-gender dalam Raminten 3 Cabaret Show Mirota Batik Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Sosiologi, 5(1), 1-15. https://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/societas/article/view/3775.
Sancaktar, A. (2006). An Analysis of Shoe Within The Context of Social History of Fashion. Tesis. Turkei: İzmir Institute of Technology.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Afabeta.
Soemirat, S., & Ardianto, E. (2007). Dasar-Dasar Public Relation. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Wardani, L.K. (2010). Fungsi , Makna dan Simbol (Sebuah Kajian Teoritik) Ruang dalam Arsitektur-Interior. Prosiding. Seminar Nasional Jelajah Arsitektur Nusantara Institut Teknologi Surabaya.
Widaryanto, F.X. (2010). Cross Gender: Antara Rekayasa Kultural dan Sosial. Bandung: Kelir.
Weeks, J. (1985). Sexuality and its Discontents: Meanings, Myths and Modern Sexualities. London: Routledge & Keagan Paul.
Published
2024-01-27
How to Cite
UTAMI, Putri Prabu et al. High Heel Shoes Commodity Fethisis of Drag Queen Raminten Cabaret Artists Show Mirota Yogyakarta. Journal of Feminism and Gender Studies, [S.l.], v. 4, n. 1, p. 50-61, jan. 2024. ISSN 2775-8737. Available at: <https://jurnal.unej.ac.id/index.php/FGS/article/view/45548>. Date accessed: 23 nov. 2024. doi: https://doi.org/10.19184/jfgs.v4i1.45548.