LEGENDA WONOBOYO: PERSEPSI MASYARAKAT PERDIKAN MANGIR

  • Sudartomo Macaryus

Abstract

Kisah Ki Ageng Mangir sebagai penguasa perdikan Mangir telah menjadi lakon yang melegenda pada masyarakat terutama penggemar seni tradisi ketoprak. Ki Ageng Mangir yang tidak mau tunduk kepada Panembahan Senapati, penguasa Mataram. Oleh karena itu, demi harga diri dan potensi ekonominya yang besar sebagai lumbung padi kerajaan Mataram, penguasa Mataram berusaha menaklukkannya. Untuk keperluan tersebut Pembayun, putri Panembahan Senapati menyamar sebagai penari tayub. Ki Ageng Mangir yang terpesona oleh kecantikan Pembayun akhirnya meminang dan mengambilnya sebagai istri. Dengan demikian ia menjadi menantu Panembahan Senapati. Akan tetapi saat menghadap ia tidak disambut sebagai menantu akan tetapi ditempatkan sebagai musuh yang harus dibinasakan. Saat menyembah kepalanya dibenturkan pada batu yang hingga saat ini dikenal dengan sebutan watu gilang. Demi perdikan Mangir, raja tega membunuh menantu dan membiarkan putrinya menjadi janda dan cucunya kelak lahir sebagai anak yatim. Tulisan ini mengaji persepsi masyarakat Mangir terhadap tokoh Wonoboyo yang dikenal sakti mandraguna tersebut.

 

Kata Kunci: ketoprak, perdikan, persepsi masyarakat   

Published
2017-03-22
How to Cite
MACARYUS, Sudartomo. LEGENDA WONOBOYO: PERSEPSI MASYARAKAT PERDIKAN MANGIR. FKIP e-PROCEEDING, [S.l.], mar. 2017. ISSN 2527-5917. Available at: <https://jurnal.unej.ac.id/index.php/fkip-epro/article/view/4434>. Date accessed: 29 mar. 2024.

Most read articles by the same author(s)

Obs.: This plugin requires at least one statistics/report plugin to be enabled. If your statistics plugins provide more than one metric then please also select a main metric on the admin's site settings page and/or on the journal manager's settings pages.